TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Istri Pendeta Positif Klaster Lembang Meninggal Dunia di RSHS Bandung

Pasien berstatus positif corona meninggal di RSHS Bandung

Ilustrasi ambulans (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Bandung Barat, IDN Times - Pasien perempuan positif COVID-19 berusia 62 tahun warga Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dinyatakan meninggal saat menjalani perawatan di ruang iolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Jumat (27/3).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Hernawan Widjajanto mengatakan pasien perempuan itu merupakan istri dari seorang pendeta yang sebelumnya meninggal pada Sabtu (22/3) dengan status pasien positif terinfeksi virus corona.

"Iya betul hari ini meninggal positif Corona Virus. Almarhumah istri dari pendeta yang meninggal minggu lalu," ujar Hernawan.

1. Pasien meninggal bagian dari klaster Lembang

ilustrasi ruang isolasi (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Hernawan menjelaskan, dari riwayat perjalanan keduanya, dua pasien positif suami istri itu merupakan bagian dari klaster kegiatan keagamaan di Hotel Lembang Asri yang digelar pada tanggal 3 sampai 5 Maret lalu. Dari riwayat perjalanan keduanya,

"Iya mereka ikut acara keagamaan di Lembang itu," kata Hernawan.

2. Seluruh jemaat sudah melakukan karantina

Petugas menyemprot disinfektan di dalam gereja Bongsari Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Seluruh jemaat yang menghadiri kegiatan keagamaan di Lembang itu masuk pada kategori Orang dalam Pemantauan (ODP). Sementara jumlah jemaat yang hadir saat ini masih dalam proses identifikasi.

"Mereka (jemaat) yang hadir di acara Lembang sudah diinstruksikan untuk melakukan karantina sendiri. Kami juga masih lakukan identifikasi jumlah jemaatnya," jelasnya.

3. Orang terdekat pasien diisolasi mandiri

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Sebelumnya, Hernawan menyampaikan anggota rumah yang pernah melakukan kontak dengan pasien sudah masuk kategori ODP. Sampai saat ini, tim medis dari Dinkes KBB rutin melakukan pemantauan terhadap orang-orang yang dekat dengan pasien tersebut.

"Kita juga lakukan isolasi ke kontak eratnya dia, seperti sopir dan pembantu. Tapi diisolasi rumah. Kita coba melakukan tracking, menulusuri riwayat perjalanan dan aktivitas pasien kemana aja," terangnya.

Berita Terkini Lainnya