TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menkes Segera Daftarkan Temuan Teknologi Medis COVID-19 dari Jabar

Wacana impor alat penunjang COVID-19 akan dihentikan

Menteri Kesehatan (Menkes) dr. Terawan Agus Putranto IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Kementerian Kesehatan akan membantu mendaftarkan sejumlah alat penunjang protokol kesehatan COVID-19 yang diproduksi oleh sejumlah instansi di Jabar ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hal itu dilakukan agar teknologi itu bisa didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Beberapa alat yang telah diproduksi di Jabar di antaranya ialah ventilator buatan PT Dirgantara Indonesia, rapid test antigen karya ITB dan Unpad, Surface Plasmon Resonance (SPR), serta laboratorium kontainer buatan PT Biofarma.

1. Menkes akan daftarkan seluruh alat temuan asal Jabar

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan, Kemenkes akan memberikan beberapa langkah untuk sejumlah temuan alat penunjang protokol kesehatan COVID-19.

"Jadi nantinya akan kita daftarkan, kita fasilitasi agar bisa kita lakukan pembelian untuk proses pengadaannya sehingga itu bisa dipakai di seluruh penjuru Tanah Air," ujar Terawan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Jalan Pasteur, Sabtu (20/6).

2. Menkes sebut penanganan COVID-19 Jabar membaik

Menteri Kesehatan Terawan (Tangkap layar Virtual Zoom Webinar Kemendikbud)

Terawan menyebut, pendaftaran alat harus segera terealisasi. Pasalnya, ia menilai alat-alat tersebut punya peran penting dalam penanganan COVID-19 Jabar. Di sisi lain, banyak pula yang mengapresiasi temuan itu.

"Melihat effort dari Pemprov Jabar begitu bagus dan hasilnya membuat Jabar semakin membaik dalam penanganan COVID-19 ini," ungkapnya.

3. Ridwan Kamil juga klaim penanganan COVID-19 Jabar terkendali

Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, sampai saat ini penanganan COVID-19 bisa disebut terkendali. Menurutnya, kasus pasien sembuh di Jabar hampir mendekati angka yang masih positif.

"Angka yang sembuh di Jabar sudah mendekati kasus aktif. Di rumah sakit juga pasien COVID-19 sudah sedikit. Dari 100 persen kapasitas ruang inap sekarang hanya 29 persen yang dipakai," katanya.

Baca Juga: Viral! Anak Terdakwa Sunda Empire Tak Mengaku sebagai WNI

Baca Juga: Hadapi Sidang Dakwaan, Petinggi Sunda Empire Terancam Bui 10 Tahun

Baca Juga: Di Balik Penjara Polda Jabar, Rangga Sunda Empire Susun Gagasan Baru

Berita Terkini Lainnya