TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menimbang Baik dan Buruknya Bertemu Jodoh di Aplikasi Dating

Sosiolog dan psikolog beda pandang akan hal ini

Ilustrasi aplikasi (IDN Times/Anata Siregar)

Bandung, IDN Times - Bagi generasi millennial dan gen z mencari tambatan hati bukan lagi menjadi urusan yang rumit. Bahkan, kini ada istilah "jodoh bisa didapatkan dalam satu genggaman" yang artinya kita bisa mendapatkan jodoh lewat aplikasi gadget.

Seperti cerita dari Randi, warga Kota Bandung yang menemukan Ratna yang kini menjadi istrinya melalui aplikasi Tinder. Bagi dia, keputusan menikahi Ratna dari aplikasi tidaklah mudah.

Proses berpacaran hingga ke jenjang pernikahan, menurut Randi, membutuhkan perjuangan yang panjang.

1. Ada yang hingga ke jenjang pernikahan dari hasil pertemuan dating online

Aplikasi-aplikasi media sosial. (Pixabay.com/Pixelkult)

Aplikasi Tinder yang ia unduh sejak 2017 tidak langsung membawanya bertemu dengan Ratna. Beberapa perempuan sempat mewarnai hari-harinya. Ia mengatakan, mencari jodoh menggunakan aplikasi punya banyak keuntungan, salah satunya karena mudah menentukan pilihan meski hanya melalui foto.

"Beberapa perempuan sempat bertemu, tetapi kadang ada yang nyambung di-chat ngobrolnya, tetapi pas ketemu langsung tidak nyambung," ungkapnya.

Sebelum memutuskan menikah pada 2018 dengan Ratna, Randi juga mengaku sangat sungkan menyampaikan pada lingkungan pertemanannya bahwa pertemuan dengan istrinya hasil dari aplikasi dating.

"Memang canggung untuk jujur bahwa saya dan istri menikah dari kenalan aplikasi. Saya pilih-pilih kalau mau cerita, orangtua saya juga tidak saya jelaskan bagaimana kisah pertemuan dengan istri dari Tinder," tuturnya.

2. Menikah dari aplikasi dating online masih tabu di tengah masyarakat

Ilustrasi Menikah Muda (IDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar)

Pernikahan yang bermula dari aplikasi dating memang masih tabu untuk sebagian orang. Randi bilang, masih banyak orang yang beranggapan bahwa jodoh ditemukan hanya dalam lingkungan pertemanan saja. Nyatanya, kini Randi sudah memiliki anak satu dengan Ratna yang ditemuinya dari aplikasi Tinder.

"Banyak manfaat juga aplikasi dating ini. Kita jadi kenal dan lebih mudah memilih lawan jenis yang sesuai dengan kita. Anggap saja ini bagian dari ikhtiar," katanya.

Bagi yang hendak menjalin hubungan serius, Randi membagikan beberapa tips. Menurutnya, pertemuan dunia nyata adalah kunci, jangan sampai berpacaran tidak pernah bertemu secara langsung.

"Cari pasangan serius harus sesuai kenyamanan kita, jadi jangan pacaran hanya dalam online saja. Pastikan nyambung dan memeiliki visi dan misi yang sama," kata dia.

3. Sosiolog anggap pernikahan dari dating online merupakan hal yang wajar

www.google.com

Dalam pandangan sosiolog Unpad Budi Rajab, pertemuan Randi dan Ratna sangat lumrah terjadi di era saat ini. Ia bilang, banyak sepasang kekasih menikah dan berpacaran hanya bermodalkan aplikasi dating.

"Bisa dimanfaatkan dating online ini untuk memperluas sarana pacaran. Jadi dengan memanfaatkan gadget itu sudah bisa berpacaran," ujar Budi, ketika dihubungi IDN Times, Kamis (11/2/2021).

Dampak penggunaan aplikasi dating itu sangat besar. Budi menuturkan, jika dahulu orang berpacaran memiliki waktu pertemuan yang terbatas, saat ini, hanya dengan aplikasi ponsel, berpacaran bisa sampai 24 jam.

Penggunaan aplikasi dating hanya bersifat temporer atau cepat. Sehingga, Ia menyarankan penggunaannya cukup untuk menjalin relasi pertemanan atau sebatas berpacaran saja. Meskipun, banyak juga yang menikah setelah melihat ada tujuan bersama.

"Gunakan dengan semestinya saja, jangan berlebihan. Gunakan temporer, jadi digital hanya sarana aja," katanya.

Baca Juga: Tips Slow Dating lewat Aplikasi Kencan yang Berkualitas

Baca Juga: 5 Tips PDKT Online yang Bisa Kamu Lakukan, Gak Pakai Dating Apps!

Berita Terkini Lainnya