TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Genjot Ekonomi di Tengah Pandemik, Sektor Pariwisata Bisa Jadi Andalan

Sektor pariwisata harus bersinergi dengan teknologi 4.0

IDN Times / Nana suryana

Bandung, IDN Times - Pandemik COVID-19 masih terjadi di Indonesia. Wabah virus corona yang terjadi secara global membuat perekonomian sejumlah negara melemah, termasuk di Indonesia.

Karena itu, di tengah pandemik COVID-19, Pemerintah Indonesia berupaya untuk menggenjot kembali pertumbuhan ekonomi dengan memberikan kelonggaran di berbagai sektor termasuk pariwisata. 

Pengamat Pariwisata dari Magister Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjadjaran (Unpad), Kasno Pamungkas menilai, bergeliatnya kembali sektor pariwisata di berbagai daerah diyakini mampu membantu perekonomian Indonesia yang kini lesu.

Pria yang akrab dengan sapaan Kasno tersebut mengatakan, pariwisata dahulu di gadang-gadang sebagai lini limitless dalam perekonomian atau sebagai sektor yang tanpa batas dan tahan banting.

"Beda sama minyak bumi, kalau minyak bumi kalau habis kan habis yah, kalau pariwisata limitless," ujar Kasno saat dihubungi, Kamis (20/8/2020).

1. Virtual tourism perlu diaplikasikan

Pemeriksaan kesiapan Mal di Bali untuk menerapkan berbagai aspek dan prosedur pencegahan COVID-19 (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Kasno mengungkapkan, meskipun sektor pariwisata dibilang kategori tanpa batas. Tetap diperlukan kreativitas dalam mengembangkan potensi yang ada. Artinya, pandemik COVID-19 sudah membuat dampak besar dari pariwisata di Indonesia dengan berkurangnya kunjungan wisatawan di objek wisata.

Karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata dengan diawali sistem virtual tourism.

"Bisa dibangkitkan melalui, virtual tour terlebih dahulu, kemudian melalui pariwisata minat khusus kemudian pariwisata berkaitan dengan geo wisata yang berprinsip pada sustaneble tourism," ungkapnya. 

2. Masa pandemik momentum perbaiki pariwisata

Ilustrasi Pariwisata (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurutnya, konsep sustaneble tourism tersebut yang berpihak pada lingkungan ekonomi sosial budaya masyarakat dinilainya bisa menjadi hal yang akan membangkitkan pariwisata di masa depan.

"Bahkan pandemik COVID ini bisa dikatakan sebagai reinkarnasi dari pariwisata, momentum untuk perbaiki pariwisata, selama ini, pariwisata berjalan itu banyak mass tourism," jelasnya. 

Baca Juga: Long Weekend Tiba, Wisatawan Tumplek di Lembang

3. Mass tourism dinilai belum efektif selama pandemik corona

Twelve Apostles, Great Ocean Road, VIC © Tourism Australia

Kasno menyebutkan, di tengah pandemik COVID-19, memang diperlukan kehati-hatian terutama dalam kerumunan wisatawan di destinasi wisata. Karena itu, mass tourism atau kunjungan wisatawan dalam jumlah banyak akan memberikan dampak lain.

"Jadi di mana wisatawan datang ke distinasi tidak lagi berbondong-bondong tapi harus reservasi, menjaga jarak menghindari kerumunan," ungkapnya.

Baca Juga: Masih Pandemik COVID-19, Pantai Pangandaran Diserbu Wisatawan 

Berita Terkini Lainnya