TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

DPRD Jabar Minta Sekolah Bantu Tangani Bullying Bocah Tasikmalaya

DPRD Jabar menyesalkan adanya peristiwa bulliying ini

Ilustrasi pengeroyokan (IDN Times/Mardya Shakti)

Bandung, IDN Times - Kasus meninggalnya pelajar SD kelas V di Kabupaten Tasikmalaya yang depresi karena bullying, kini sudah dalam proses penanganan kepolisian. Nyatanya, di sisi lain, DPRD Jabar juga tengah meminta pihak sekolah untuk tidak lepas tangan dan harus turut bertanggung jawab.

Wakil Ketua DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari mengatakan, persoalan kasus perundungan ini menjadi tanggung jawab sekolah dan orangtua. Sehingga, dia meminta sekolah terutama para guru bisa turut memberikan pengawalan kasus ini.

"Saya pribadi prihatin dan sangat menyesalkan adanya kejadian yang tidak etis ini. Ini tentunya jadi tugas bersama orangtua dan juga sekolah. Peran guru BP juga harus muncul untuk konseling," ujar Ineu, Sabtu (23/7/2022).

1. Peran guru BP harus hadir dalam kasus ini

Ilustrasi. (IDN Times/Mardya Shakti)

Berdasarkan Informasi yang didapatkannya, Ine menjelaskan, perundungan yang dilakukan oleh teman-teman korban merupakan tindakan yang kejam. Bagaimana tidak, korban diminta melakukan sesuatu yang tidak manusiawi, yakni berhubungan badan dengan seekor kucing, dan divideokan kemudian disebarkan ke media sosial.

"Kasus bully ini sangat memprihatinkan dan saya sangat menyesalkan ada kejadian atau kasus bully yang tidak etis ini. Ini tentunya jadi tugas bersama orangtua dan juga sekolah. Peran guru BP juga harus muncul untuk konseling," katanya.

2. DPRD Jabar berharap tidak ada lagi kasus serupa

Ilustrasi kekerasan pada anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain itu, Ineu meminta instansi terkait di Kabupaten Tasikmalaya dan Pemprov Jabar harus turun tangan langsung memberikan pendampingan dan memantau kasus ini dengan baik dan sesuai prosedur.

"Kami berharap kasus bullying di kalangan anak-anak, di lingkungan sekolah atau kasus serupa tidak terjadi lagi," kata dia.

3. Sebanyak 15 saksi diminta keterangan oleh polisi

Ilustrasi kekerasan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam kasus ini, polisi sudah memeriksa 15 saksi untuk mengungkap peristiwa tersebut. Pemeriksaan para saksi dilakukan guna memperjelas kronologis kejadian.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, polisi yang bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) saat ini masih mendalami kejadian tersebut. Sejumlah saksi termasuk pihak keluarga telah dimintai keterangan.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan kurang lebih sekitar 15 orang untuk dimintai keterangan, apalagi ini memang kita tahu yang melakukan bully ini kan memang anak-anak. Iya termasuk keluarga korban (yang ditanyai) tapi kita baru memeriksa dalam tahap interogasi saja," ucap Ibrahim di Mapolda Jabar, Jumat (22/7/2022).

Baca Juga: KPAI Dorong Polisi Usut Kasus Bullying Bocah dan Kucing di Tasikmalaya

Baca Juga: Ridwan Kamil Kutuk Keras Kasus Bullying Bocah Tasikmalaya

Berita Terkini Lainnya