Disdik Jabar Terima Banyak Laporan Kasus Bullying di Aplikasi Stoper
Dewan minta Disdik Jabar memaksimalkan program ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) mendapatkan banyak laporan kasus bullying terjadi di SMA dan SMK lewat aplikasi Stopper. Aplikasi yang diluncurkan sejak satu bulan lalu, tercatat ada delapan kasus bullying yang masuk.
Sekretaris Disdik Jabar, Yesa Sarwedi mengatakan, laporan yang masuk aplikasi Stopper ada delapan kasus. Ada beberapa juga yang dilaporkan dengan anonim atau nama dirahasiakan.
"Total ada 8 laporan, identitas kita jaga, dan ini kita pelajari dan kita distribusikan cabang dinas ke sekolah," ujar Yesa dalam acara Galang Aspirasi Politik (Gaspol) di Jalan Citarum, Bandung, Senin (20/3/2023).
1. Kasus yang dilaporkan bervariasi
Kasusu yang terlaporkan di aplikasi Stoper dilakukan oleh siswa-siswi SMA/SMK dan guru. Adapun kasus yang dilaporkan mulai dari bullying beberapa kasus lainnya. Semua laporan juga akan ditindaklanjuti dengan verifikasi.
"Kasus bervariasi, dari 8 ini ada enam laki-laki, dua perempuan. Anonim ada dua dan enam sebutkan nama. Kategori pelaku satu guru, kemudian siswa tiga orang dan yang di luar siswa dan guru da empat orang," ungkapnya.
Baca Juga: 17 Siswa SMK dan SMA di Lembang Gunakan Narkoba, Disdik Jabar Pasrah
Baca Juga: Disdik Jabar Dituding Jadi Dalang Pemecatan Guru SMK yang Komen IG RK