TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Air Tanah Kota Bandung Ludes, DLHK: Banyak Industri Boros Air

Tiap tahun penurunan muka air tanah capai 60-80 persen

Pixabay/contactfundmatters

Bandung, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung menyebut, ada sebanyak 12 kecamatan di Kota Bandung yang mengalami krisis air tanah, hal itu dikarenakan adanya penurunan muka air tanah sampai 60 hingga 80 persen pertahun.

Kepala Seksi Konservasi Air, Tanah dan Hayati, DLHK Kota Bandung, Salman Faruq mengatakan, penurunan tersebut dampak dari penggunaan air tanah yang berlebihan. Hal tersebut pun diketahui dari beberapa kecamatan yang ada di Kota Bandung.

"Penurunan terjadi di Kecamatan Andir, Sukajadi, Sukasari dan lainnya. Mungkin sekarang bisa lebih," ujar Salman di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Selasa (3/12).

1. Penggunaan air dari industri dan masyarakat menjadi penyebab

Pexels.com/Pixabay

Salman menjelaskan, penyebab muka air tanah menurun karena penggunaan air tanah oleh masyarakat. Termasuk oleh pelaku usaha diberbagai sektor secara berlebihan. Sementara di satu sisi pelayanan PDAM kepada masyarakat relatif rendah. "Masyarakat butuh air, mereka gali sumur. Pelaku usaha juga," katanya.

"Di Jabar banyak CAT (cekungan air tanah), info dari ESDM kritis. CAT Bandung-Soreang salah satu yang kritis (muka air tanah). Tiap tahun 60-80 persen," tambahnya.

2. Mencegah dengan program sumur resapan dalam

Pexels.com/Swapnil Chakraborty

Salman menambahkan, dengan kondisi saat ini, DLHK mengupayakan berbagai langkah agar muka air tanah tidak semakin kritis dengan beberapa program, seperti program pembangunan sumur resapan yang sedang dijalankan dan menjaga kelestarian air tanah agar tidak kritis.

"Pertahun kita buat 7-10 titik sumur resapan dalam. Anggaran sekitar Rp400 juta, pembuatan sumur resapan dalam dilakukan tiap kecamatan salah satunya dilakukan di sekolah," tuturnya.

Berita Terkini Lainnya