TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidak Terawat, Situs Candi Bojong Menje Makin Terlantar

Berlumut tidak terlihat seperti cagar budaya.

IDN Times/Aris Darussalam

Kabupaten Bandung, IDN Times – Banyak orang yang tak tahu bahwa di tengah hiruk-pikuk kawasan industri di Bandung Timur terdapat situs candi peninggalan abad ke-7. Candi tersebut terletak di Kampung Bojong Menje, RT01, RW02, Desa Cangkuang, Kabupaten Bandung, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan terhimpit di tengah pabrik-pabrik industri.

Berdasarkan pantauan IDN Times  Rabu (07/4/2021), kondisinya sangat memperihatinkan. Terlihat batu-batu situs Candi Bojong berlumut dan tidak terurus. Tidak cuma itu, atap penutupnya masih tak kunjung diperbaiki, sehingga kini tidak terlihat sebagai situs cagar budaya.

Petugas yang menjaga situs Candi Bojong Menje saat ditemui, R. Ahmad (70 tahun) mengungkapkan, situs tersebut sempat dikunjungi anggota DPR RI hingga DPRD Kabupaten Bandung, Kemendikbud, juga Disparbud Kabupaten Bandung. Mereka sama-sama meninjau situs setelah batu-batu tersebut sempat runtuh.

Namun, hingga saat ini, kunjungan itu tak membuahkan hasil apapun. “Sebenarnya sudah ditengok sama pejabat dari DPR RI, DPRD Kabupaten Bandung, kementerian, sampai pejabat daerah, tapi masih saja gini. Belum tahu kapan dibangun lagi atap pelindung batu situs itu," ujarnya.

1. Upaya rekontruksi belum diteruskan kembali

IDN Times/Aris Darussalam

Ia pun menambahkan, situs Candi Bojong Menje pertama kali ditemukan pada 18 Agustus 2002. Hingga tahun 2018 upaya untuk merekonstruksi atau menyusun kembali batu-batu yang terlepas menjadi suatu bangunan candi masih belum terwujud.

“Tepatnya tanggal 18 Agustus 2002, situs ini ditemukan secara tidak sengaja. Warga saat itu menggali dan mengambil tanah untuk pengurukan. Setelah itu seluruh bangunan di Situs Candi dibangun lagi pertama kali pada 2004 – 2005, dibantu oleh pemerintah, tapi sampai sekarang belum ada lagi. Padahal sayang juga, ini kan menjadi bukti sejarah juga,” tuturnya.

2. Terkena dampak limbah dari pabrik

IDN Times/Aris Darussalam

Akses jalan menuju situs Candi tersebut terasa sempit. Sebelum sampai ke tempat, pengunjung harus lebih dulu melintasi gang perkampungan warga, serta jalan setapak di samping benteng tinggi milik pabrik industri.

Saat hujan deras kadang situs ini terkena dampak limbahnya. Baunya aroma limbah batu bara atau pun limbah cair, yang berasal dari pabrik industri, otomatis akan mengelilingi fisik situs tersebut.

Mun (jika) hujan suka masuk limbah cair dulu mah, limbah batu bara bau dari atas,” tuturnya

3. Dulu dicari kini terlantar

IDN Times/Aris Darussalam

Sementara Pepen Efendi (53 tahun), ketua RW 02 bercerita, pemugaran dilakukan pada tahun 2004 dan sempat terhenti tanpa alasan jelas. Hingga kini, kata Pepen, para institusi yang semestinya bertanggung jawab, malah cenderung membiarkan.

Itu tentu menjadi ironi, apalagi jika mengingat bahwa situs tersebut dahulu sempat dicari-cari wisatawan. “Dulu mah, situs sejarah dicari-cari banyak orang, tapi setelah ketemu malah kaya dibiarkan begitu saja. Situs ini kan bagian dari kekayaan sejarah Indonesia,” kata Pepen

Berita Terkini Lainnya