TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tebing Cipadung Longsor, Jalur Majalengka-Kuningan Lumpuh Total

Petugas alihkan kendaraan lalui jalur alternatif

IDN Times/Andra Adyatama

Majalengka, IDN Times - Hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Majalengka dan Kuningan, mengakibatkan Tebing Cipadung di Desa Sindangpanji, Kecamatan Cikijing, longsor.

Peristiwa itu terjadi pada Senin(8/4), sekitar pukul 19.30WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, akses jalan dar arah Cikijing (Majalengka) menuju Kuningan maupun arah sebaliknya terputus dan lalu lintas kendaraan lumpuh total. 

Berdasarkan laporan sementara, titik longsor yang terjadi jalur Cikijing menuju Kuningan itu berada di empat titik. Lokasi terparah berada tepat di KM 51-700 dengan kondisi material tanah menutup badan jalan.

1. Petugas mulai bersihkan material tanah longsor

IDN Times/Andra Adyatama

Tanah longsor yang berasal dari Tebing Cipadung mengakibatkan arus lalu lintas dari arah Cikijing menuju Kuningan terputus total. Material tanah menutup badan jalan.

Berdasarkan pantauan, hingga siang ini sejumlah petugas dan warga terus melakukan pembersihan material tanah yang menutupi jalan. Menurut petugas setempat, Entis, jalur Cikijing-Kuningan yang menjadi jalan utama kendaraan lintas tengah itu terjadi empat titik longsor.

“Yang paling parah pada titik 51-700, di mana menutup badan jalan,” ujarnya.

2. Arus Lalu lintas dialihkan

IDN Times/Andra Adyatama

Sementara itu, akibat terputusnya jalur utama kendaraan dari Cikijing menuju Kuningan maupun sebaliknya, arus lalu lintas kendaraan sementara dialihkan melalui jalur alternatif, yaitu dari Cikijing melalui Cidulang, Cipulus, Gunung Sirah, Karanganyar, Parung, Darma, Kuningan. Begitu pula, dari arah sebaliknya, dari Kuningan.

Sementara itu, bus antar kota dari Tasikmalaya, Cikijing, Cirebon, sementara dialihkan antara lain ke jalur Cikijing, Maja, Rajagaluh, Sumber, Cirebon.

3. Sebuah bus pariwisata sempat terjebak di antara titik longsor

Istimewa

Tanah longsor yang terjadi di Jalur Cikijing-Kuningan ini sempat membuat panik 38 penumpang yang menggunakan bus pariwisata. Sebab, ketika kejadian, bus pariwisata dengan nopol Nopol E-7538-PB itu sempat terjebak di antara titik longsoran 51-300 dan 51-700. 

“Tapi, semua selamat. Sekarang penumpang sudah dievakuasi ke perkampungan Cipadung,” ujar seorang peserta ziarah Satori saat melihat upaya evakuasi bus yang terjebak itu.

Dia menjelaskan, kejadian longsor lebih dulu terjadi di titik 51-700. Ketika bus mau mundur, ternyata terjadi longsor lagi di titik 51-300. Akibatnya, bus terjebak di tengah hingga menunggu upaya pembersihan selesai.

4. Selain longsor, Majalengka juga dikepung banjir dan pergerakan tanah

IDN Times/Andra Adyatama

Sementara itu, hujan yang terus menerus mengguyur wilayah Majalengka sejak Minggu(7/4) siang hingga tengah malam mengakibatkan rusaknya sejumlah infrastuktur jalan dan jembatan serta terjadinya pergerakan tanah di dua RT di Blok Lamelaut, Desa Mekarmulya, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Senin 8 April 2019. 

Akibat pergerakan tanah sebanyak 19 rumah yang dihuni 25 kk atau 72 jiwa di dua RT masing-masing RT 009/003 dan RT 001/001 kini terpaksa mengungsi ke rumah famili mereka. Rumah mereka sebagian besar kondisinya rusak parah dan sedang. Dikhawatirkan pergerakan tanah semakin parah dan rumah ambruk bisa ambruk.

5. Warga mengungsi ke tetangga terdekat

IDN Times/Andra Adyatama

Warga yang pergi ke pengungsian sementara ini hanya membawa pakaian dan sebagian perabotan rumah tangga serta barang berharga yang dikahwatirkan akan rusak jika rumah mereka benar-benar ambruk. Sekaligus sebagai upaya penyelamatan terhadap harta benda meraka.

Menurut keterangan sejumlah warga, pergerakan tanah tersebut diperkirakan mulai terjadi sekitar pukul 05.00WIB, karena sorenya walaupun hujan turun cukup deras tidak terjadi pergerakan tanah ataupun terjadi retakan pada permukaan tanah dan rumah.

“Pagi usai salat subuh terdengar ada bunyi seperti retakan bambu, dan terasa rumah bergoyang. Saya pikir gempa bumi, begitu melihat ke luar ternyata lantai tanah sudah anjlok dan kondisi rumahnya miring karena permukaan tanah berubah,” ungkap Nonoh.

Rumah panggungnya kini miring serta di bagian bawah dan halaman rumah terdapat bongkahan tanah memanjang tak beraturan akibat pergerakan tanah. Hal senada disampaikan Udi dan Karwan yang kini mengungsi di tumah familinya di Blok Desa yang jaraknya skeitar 250 meter dari lokasi tersebut.

“Kemarin itu hujan sejak siang hingga malam hari, hanya kami tidak menduga kalau akan ada kejadian seperti ini. Ini tiba-tiba karena kondisi tanah sebelumnya aman-aman saja,” kata Udi.

Menurut warga, pengalaman serupa di wilayahnya pernah terjadi di tahun 2014 lalu, namun kondisinya tidak separah saat ini, sehingga warga masih terus berupaya menempati pemukiman dan warga pun terus berupaya membangun rumah di kawasan tersebut. Baik rumah panggung ataupun rumah permanen.

Berita Terkini Lainnya