Raup Rp10 Juta Per Bulan, Cara Millennial Subang Budidaya Tikus Putih
Tikus putih bisa jadi pakan ular dan percobaan laboratorium
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Subang, IDN Times - Setiap benda memiliki nilai ekonomi apabila kita bisa menemukan pasar yang membutuhkan benda tersebut. Termasuk, tikus yang biasanya dianggap sebagai hewan pengganggu atau hama bagi sebagian masyarakat.
Di tangan Yudha Setia Priatna (22), hewan pengerat itu bisa menjadi cuan yang cukup menggiurkan. Ia mengaku bisa mendapatkan keuntungan sebanyak Rp8 hingga Rp10 juta per bulan dari hasil penjualan tikus yang dibudidayakannya.
Warga Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang itu menceritakan awalnya berkecimpung dalam budidaya tikus. “Pertamanya saya susah nyari tikus untuk makan ular (peliharaan), ada rencana untuk ternak karena carinya susah,” kata Yudha saat ditemui di tempat budidayanya beberapa waktu lalu.
1. Tikus putih yang dibudidayakan berjenis rat dan mencit
Suatu saat, Yudha bermaksud membeli tikus dalam jumlah banyak untuk pakan ular peliharaannya. Ternyata, tikus-tikus tersebut akhirnya berkembang biak dengan sendirinya hingga ia tidak perlu lagi membeli tikus.
Setelah menguatkan tekad, Yudha akhirnya memberanikan diri untuk membudidayakan tikus. “Mulai pada tahun 2017 akhir, saya beli anakan yang biasa dan dikasih makan agak banyak,” katanya menceritakan kegiatan budidaya itu dilakukan di halaman rumahnya.
Untuk jenis tikus yang dibudidayakannya, Yudha memilih tikus berjenis rat dan mencit. Tikus tersebut diakui bukan tikus yang hidup di persawahan atau di rumah. Tikus itu biasanya memiliki bulu berwarna hitam atau gelap, sedangkan tikus yang dikembangkannya berwarna putih.