TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Raup Rp10 Juta Per Bulan, Cara Millennial Subang Budidaya Tikus Putih 

Tikus putih bisa jadi pakan ular dan percobaan laboratorium

ilustrasi tikus laboratorium (biostat.wisc.edu/ David Threadgill)

Subang, IDN Times - Setiap benda memiliki nilai ekonomi apabila kita bisa menemukan pasar yang membutuhkan benda tersebut. Termasuk, tikus yang biasanya dianggap sebagai hewan pengganggu atau hama bagi sebagian masyarakat.

Di tangan Yudha Setia Priatna (22), hewan pengerat itu bisa menjadi cuan yang cukup menggiurkan. Ia mengaku bisa mendapatkan keuntungan sebanyak Rp8 hingga Rp10 juta per bulan dari hasil penjualan tikus yang dibudidayakannya.

Warga Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang itu menceritakan awalnya berkecimpung dalam budidaya tikus. “Pertamanya saya susah nyari tikus untuk makan ular (peliharaan), ada rencana untuk ternak karena carinya susah,” kata Yudha saat ditemui di tempat budidayanya beberapa waktu lalu.

1. Tikus putih yang dibudidayakan berjenis rat dan mencit

ilustrasi tikus dan anak-anaknya (clearh2o.com)

Suatu saat, Yudha bermaksud membeli tikus dalam jumlah banyak untuk pakan ular peliharaannya. Ternyata, tikus-tikus tersebut akhirnya berkembang biak dengan sendirinya hingga ia tidak perlu lagi membeli tikus.

Setelah menguatkan tekad, Yudha akhirnya memberanikan diri untuk membudidayakan tikus. “Mulai pada tahun 2017 akhir, saya beli anakan yang biasa dan dikasih makan agak banyak,” katanya menceritakan kegiatan budidaya itu dilakukan di halaman rumahnya.

Untuk jenis tikus yang dibudidayakannya, Yudha memilih tikus berjenis rat dan mencit. Tikus tersebut diakui bukan tikus yang hidup di persawahan atau di rumah. Tikus itu biasanya memiliki bulu berwarna hitam atau gelap, sedangkan tikus yang dikembangkannya berwarna putih.

2. Budidaya tikus dipelajari secara otodidak hingga berjejaring

IDN Times/Abdul Halim

Tikus hasil budidaya itu pun kemudian dijual melalui media sosial dan platform daring yang lain. “Setelah beranak dan dijual online ternyata peluangnya lumayan," ujar Yudha yang awalnya tidak menyangka akan mendapatkan keuntungan besar.

Setelah melihat keuntungannya yang menggiurkan, Yudha pun perlahan mempelajari cara membudidayakan tikus-tikus itu. Sejak awal, ia mengaku mempelajarinya secara otodidak atau tidak berguru kepada orang lain.

Belakangan, Yudha pun sering berinteraksi dengan sesama pembudidaya tikus untuk berbagi ilmu dan pengalaman. "Semakin ke sini, berkenalan dengan peternak senior dan belajar pemasaran online," katanya.

3. Proses budidaya tikus cukup mudah, cepat dan banyak hasilnya

Pexels/Pixabay

Yudha menilai cara membudidayakan tikus relatif cukup mudah karena makanan mereka hanya berupa limbah sayuran atau sisa nasi. Begitu pula dengan proses pengembangbiakannya yang relatif mudah dan cepat.

"Untuk proses kawin, dua tikus jantan cukup digabungkan dengan dua puluh ekor tikus betina. Setelah tikus betina yang terlihat hamil langsung dipisahkan hingga melahirkan," tutur Yudha menyebutkan proses budidaya dari awal hingga panen itu hanya selama satu bulan.

Berita Terkini Lainnya