Dampak Krisis Global, 10 Ribu Pekerja Garmen di Subang Di-PHK
Banyak pesanan ekspor yang dibatalkan dalam dua bulan ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Subang, IDN Times - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melanda Kabupaten Subang tahun ini. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi daerah setempat bahkan menyebut gelombang PHK kali ini lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Ada sekitar 10 ribu karyawan yang di-PHK sampai saat ini di Subang,” kata Kepala Disnakertrans Kabupaten Subang, Yenni Nuraeni saat dihubungi, Rabu (9/11/2022).
Ribuan karyawan yang di-PHK itu merupakan akumulasi dari 25 pabrik di daerah tersebut. Yenni mengakui 25 pabrik yang melakukan PHK itu seluruhnya bergerak di sektor garmen atau produksi pakaian jadi dan sebagainya. Sektor tersebut dinilai terdampak efek krisis global yang terjadi di kawasan Amerika dan Eropa saat ini.
1. Pesanan garmen untuk ekspor banyak yang dibatalkan
Menurut hasil pemantauannya ke pabrik-pabrik tersebut, Yenni mendapatkan laporan kondisi pesanan ekspor yang anjlok. “Pabrik-pabrik garmen tersebut biasanya mengekspor produknya ke Amerika dan Eropa. Tapi, sekarang banyak yang cancel (membatalkan) pesanannya,” ujar Yenni.
Ia menjelaskan, pembatalan pesanan itu terjadi pada dua bulan terakhir tahun ini, tepatnya pada Oktober-November 2022. Kondisi itu membuat pihak perusahaan pesimistis menghadapi 2023 sehingga mereka terpaksa melakukan efisiensi biaya, salah satunya memberhentikan karyawan.
Baca Juga: Dua Perusahaan Garmen di Purwakarta Bangkrut, Ribuan Karyawan di PHK
Baca Juga: Buruh Purwakarta Tuntut Kenaikan UMK 2023 Buntut Naiknya BBM
Baca Juga: Viral, Santriwati di Subang Jadi Korban Begal Payudara