Begini Penjelasan BMKG Kenapa Musim Kemarau tapi Masih Sering Hujan
Hujan lebat berpotensi terjadi sepekan ke depan di Jabar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Subang, IDN Times - Hujan deras masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Barat meskipun saat ini telah memasuki musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kondisi cuaca selama sepekan ke depan masih dipengaruhi La Nina.
"Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (17/7/2022).
Menurutnya, beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan masih aktif. Di antaranya, fenomena La Nina yang diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah pada Juli 2022.
Selain itu, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga dinilai menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan. Terutama, di wilayah Indonesia bagian barat.
1. Cuaca buruk dipengaruhi beberapa fenomena lainnya
Untuk skala regional, Guswanto menyebutkan beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan. Antara lain, MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby.
"Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer," tuturnya.