TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Gen Z di Kota Besar Lebih Suka Rokok Elektrik?

Habit gen z bikin industri berlomba-lomba

Ilustrasi vape. (Website)

Bandung, IDN Times – Semakin hari pengaruh gaya hidup generasi z alias gen z pada berbagai macam industri mulai terasa. Gen z, yang mendominasi penduduk Indonesia, mulai dapat memilih seleranya dalam membelanjakan uangnya untuk mendapatkan sesuatu.

Generasi z adalah mereka yang lahir di rentang tahun 1997-2012. Mereka dikenal dengan tren berpakaian yang khas, pola pikir yang lebih terbuka, hingga aktivitas sehari-hari seperti kongkow, mengonsumsi minuma manis, hingga, tak bisa dipungkiri, menggunakan rokok eletrik.

Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2020, Indonesia didominasi oleh gen z dengan rentang usia remaja ke dewasa-muda, yaitu dengan total penduduk sebesar 74,93 juta jiwa. Jumlah ini sebetulnya tidak terlalu jauh dari generasi sebelumnya, yaitu millenial dengan total penduduk sebesar 69,38 juta jiwa. 

Gaya hidup generasi Millenial yang dahulu menjadi pioneer perlahan tergeser oleh Gen-Z yang nyatanya lebih melek teknologi dan kesehatan. Selain itu, Gen-Z juga dianggap lebih kritis dalam menilai atau mempertimbangkan sesuatu. 

Dalam menentukan seleranya, Gen-Z dirasa memiliki beberapa kriteria yang cukup tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini terjadi karena mereka mampu mempunyai sudut pandang dari berbagai arah. Sehingga mereka selalu mengedepankan kualitas dibanding hanya ingin terlihat keren saja. 

1. Gen z suka rokok elektrik tanpa kandungan TAR

Ilustrasi Cukai Rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan berbagai alasan itu, gak heran jika penggunaan rokok elektrik pun menjadi salah satu selera pilihan gen z yang identik dengan gaya hidup mereka. Beberapa penggemarnya punya alasan tersendiri dalam menggunakan rokok elektrik, mulai dari sudut pandang teknologi hingga kesehatan. 

“Gue pribadi sih udah kecanduan nge-vape dari zaman kuliah, nikotin itu udah jadi asupan sehari-hari buat gue sama tongkrongan,” ujar pemuda bernama Ilham (24 tahun), kepada IDN Times, Selasa (21/6/2022).

Bagi Ilham, nikotin pada rokok elektrik cenderung lebih aman bagi kesehatan ketimbang rokok konvensional. Dia bilang, rokok elektrik tidak menggunakan TAR yang dapat menempel di paru-paru.

2. Gen z suka rokok elektrik karena manis

ilustrasi vape (unsplash.com/VapeClubMY)

Di sisi lain, dari segi penerapan teknologi, Ilham berpendapat jika rokok elektrik lebih cocok untuk remaja karena punya banyak pilihan rasa. Seperti yang disebutkan sebelumnya, gen z memang cenderung menyukai rasa manis.

“Vape itu lebih kekinian karena rasanya beragam, baunya enak, mulai dari yang buah sampai kue, unik banget pokoknya”.

Sama halnya dengan Ilham, Ono (25) juga berpendapat jika rasa manis pada pilihan rasa rokok elektrik membuatnya ketagihan.

“Vaping itu bagi gue udah kayak camilan aja, buat nemenin santai selain minuman dan makanan,” ujar Ono. Ia pun mengaku merasa lebih keren menggunakan rokok elektrik, karena harus menggunakan device dengan penampilan yang modern. 

3. Rokok elektrik dinilai lebih ramah lingkungan dan tak bau

unsplash.com/@neryzd

Berbeda dengan Ilham dan Ono, Ate (25) mengaku memilih vape karena alasan lainnya yakni lebih ramah lingkungan dan aman untuk orang sekitar. Aroma yang jauh lebih bisa diterima ketimbang aroma rokok, membuat Ate lebih memilih menggunakan rokok elektrik.

“Nge-vape itu enaknya gak berbekas di baju kayak rokok, terus juga uapnya wangi meski di ruangan ber-AC, ada sensasi throat hit, dan pastinya gak bikin orang lain jadi perokok pasif,” kata Ate.

Baca Juga: Limbah Rokok Elektrik, Ancaman atau Potensi? 

Baca Juga: Apakah Rokok Elektrik Mengandung Nikotin?

Baca Juga: NHS Pakai Rokok Elektrik untuk Bantu Stop Merokok

Berita Terkini Lainnya