Belum Beroperasi, Kereta Cepat JKT-BDG Sudah Setor Rp5,83 T ke Negara
Padahal kereta cepat ini belum beroperasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) memang masih dikerjakan hingga saat ini dan masih jauh menuju waktunya beroperasi. Tapi, faktanya, proyek tersebut telah memberi dampak positif pada perekonomian negara.
Hingga Maret 2022, proyek KCJB sudah berkontribusi sebesar Rp5,83 triliun pada penerimaan negara. Angka ini bertambah dari laporan sebelumnya yang mencapai Rp5,34 triliun.
“Kami dari PT KCIC dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengerjaan proyek ini bersyukur karena KCJB bisa memberi dampak positif bagi perekonomian Tanah Air meskipun KCJB belum beroperasi,” terang Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Sabtu (14/8/2022).
Bagaimana perjalanan KCJB hingga bisa memberikan dampak positif bagi dompet negara?
1. Setoran wajib pajak dan penggantian biaya PBB Rumija
Dwiyana memaparkan, angka Rp5,83 triliun yang disetorkan ke negara terdiri dari setoran wajib pajak sebesar Rp4,21 triliun dan pembayaran penggantian biaya PBB Rumija sebesar Rp16,9 miliar.
Ada pula pembayaran sewa BMN (Barang Milik Negara) hingga Rp1,16 triliun, serta pembayaran sewa BMN untuk lahan Rumija Tol di trase KCJB sebesar Rp4,368 miliar yang termasuk pendapatan negara bukan pajak.
Baca Juga: KCIC Bongkar Penyebab Anggaran Proyek KCJB Bengkak Rp26 Triliun
Baca Juga: Pemasangan Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai
Baca Juga: 6 Biang Kerok Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat JKT-BDG