Pemprov Jabar Gandeng Mbizmarket dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Ayo cegah budaya koruptif dengan kecanggihan teknologi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah berupaya membuat tata cara pengadaan barang dan jasa lebih praktis. Salah satunya dengan menggandeng perusahaan niaga daring dalam proses pengadaan tersebut.
Kali ini, Pemprov Jabar sendiri menunjuk Mbizmarket.co.id sebagai niaga daring dalam pengadaan barang dan jasa. Nantinya barang-barang kecil dan jasa yang dibutuhkan secara cepat, akan dibeli memanfaatkan platform tersebut. Sementara untuk pengadaan besar masih tetap menggunakan e-katalog.
"Kalau e-katalog itu yang besar-besar dan harus tender dulu, lama. Kalau yang kecil-kecil untuk sehari-hari, para penyedia itu kalau masuk e-katalog rumit. Dengan Mbizmarket kita belanja biasa saja, belanja online seperti belanja keseharian," ucap Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setda Jabar Ika Mardiah di The Trans Luxury Hotel, Jumat (6/12).
1. Pembelian menggunakan niaga daring ini di bawah Rp 50 juta
Ika mengatakan, Mbizmarket nantinya digunakan untuk pengadaan barang atau jasa secara belanja langsung. Barang-barang kecil seperti pena, flash disk hingga makanan untuk partai kecil bisa menggunakan niaga daring ini.
"Dengan Mbiz ini pengadaan langsung. Pembelian-pembelian yang d bawah Rp 50 juta. Kalau di atas itu (Rp 50 juta) dan barang ada e-katalog ya nggak pakai Mbiz," katanya.
Menurut Ika, alasan Pemprov Jabar menunjuk Mbizmarket sendiri lantaran platform tersebut memfasilitasi Pemprov Jabar untuk membeli langsung kepada penjual. Sehingga, pengeluaran uang akan langsung masuk kepada penjual tanpa masuk ke perusahaan niaga daringnya terlebih dahulu.
"Beberapa memang penyedia e-commerce kami hubungi, tapi ada kendala, kami inginnya bayar langsung ke penjualnya bukan ke pemilik platform," tuturnya.
Baca Juga: Jalin Komunikasi dengan Warga, Ridwan Kamil Bagikan Ponsel ke RW
Baca Juga: Pertumbuhan UMKM Indonesia Masih Rendah, Ini Sebabnya