Ketika Limbah Plastik dan Sabut Kelapa Sawit Dipakai Perkerasan Jalan
Inovasi ini berawa dari ide mahasiswa ITB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) terus berinovasi dalam pemakaian limbah untuk hal yang bermanfaat. Terbaru mahasiswa dari Studi Teknik Sipil ITB menciptakan lapisan aspal melalui pengolahan limbah plastik dan limbah organik. Pemanfaatan limbah ini menjadi pionir pemanfaatan sumber daya terbarukan dan ramah lingkungan di Indonesia.
Inovasi ini muncul dari Octaviani Nur Rahmawati, Dewangga Syahputra, Ilyas Bianto, dan Romi Putra Radiansyah dari Tim Kuy(a+i) yang coba memanfaatkan limbah plastik dan limbah serbuk sabut kelapa untuk perkerasan jalan.
Romi menuturkan, ide ini muncul dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas, mahalnya biaya perawatan jalan, dan adanya potensi pemanfaatan limbah.
"Ini membuat tim tersebut merumuskan inovasi lapisan aus pada perpetual pavement dengan menggunakan split mastic asphalt," kata dia melalui siaran pers, Selasa (1/11/2022).
1. Biaya perawatan memakai bahan ini lebih efisien
Jenis perkerasan ini memiliki bahan aditif berupa limbah plastik jenis high-density polyethylene (HDPE) dan limbah serbuk sabut kelapa sawit. Tim ini memodifikasi sifat bitumen agar memiliki umur layan panjang sehingga mereduksi kebutuhan rekonstruksi.
Dengan minimnya proses perawatan, biaya dapat dihemat seiring dengan berkurangnya emisi gas karbon. “Kedua, pengurangan limbah berkaitan dengan dampak sosial,” kata dia.
Baca Juga: 9 Fakta Unik Aspal, Bahan Pembuat Jalan Raya yang Bikin Hemat