TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gabung GS1, Biofarma Bisa Perluas Pasar Ekspor Produk Farmasi 

BUMN Farmasi Indonesia perkuat pangsa pasar di luar negeri

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kedua kiri) dan Rektor Unpad Rina Indiastuti (ketiga kanan) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di gedung RSP Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Bio Farma menyerahkan peminjaman Mobile Laboratorium BSL 3 pertama di Indonesia kepada Universitas Padjadjaran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Swab Test melalui RT-PCR pasien COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras

Bandung, IDN Times - PT Bio Farma secara resmi telah bergabung dalam Global Standard 1 (GS1). GS1 adalah organisasi nonprofit berskala multinasional. Salah satu fungsi GS1 adalah sarana mengidentifikasi produk/jasa dari Indonesia agar mempunyai daya saing dan menggunakan standar global.

Direktur Utama PT Biofarma Honesti Basyir mengatakan, kerja sama ini diharapkan membuat Bio Farma bisa semakin kokoh di industri Global Healthcare. Apalagi ke depannya, setiap produk dari Biofarma juga akan memiliki Global Trade Item Number (GTIN) atau nomor barang dagang global, yaitu ID unik sebuah produk yang diakui secara internasional.

"Ini merupakan lompatan yang besar. Sebab, penggunaan standar GS1 ini akan berdampak positif pada sisi ekspor atau pun ketahanan kesehatan nasional," kata Honesti Basyir melalui siaran pers, Rabu (8/2/2023

1. Bio Farma upayakan pendistribusian vaksin secara merata

Dokumen IDN Times

Honesti mengatakan, pandemik memang mengubah semua hal termasuk tatanan hidup masyarakat, salah satunya di bidang kesehatan. Dulu, Indonesia masih kesulitan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan karena tidak memiliki data dan angka pasti. 

”Dengan digitalisasi, Bio Farma bisa mendistribusikan 400 juta dosis vaksin ke 17 ribu pulau di Indonesia secara realtime, by name, by address hingga kapan vaksin tersebut disuntikkan ke penerima,” tutur Honesti. 

Hal ini menjadi bukti, jika Bio Farma sekuat tenaga tidak hanya mendistribusikan vaksin tapi juga menyajikan data yang lengkap ke pemerintah dalam pendataan kesehatan penduduk Indonesia. 

2. Kepercayaan pada Bio Farma bisa meningkat dari negara lain

Bio Farma ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi menuturkan, kerja sama yang dijalin dengan GS1 sejalan dengan objective Biofarma untuk berperan lebih dalam industri global healthcare.

Biofarma akan lebih mudah dalam aktivitas ekspor ke berbagai negara dengan aman dan dipercaya karena memiliki penomoran yang spesifik sehingga produk dan layanannya tidak bisa dipalsukan dengan Global Trade Item Number (GTIN). Sebab, WHO pada 31 Desember 2021 sudah mewajibkan seluruh industri untuk menerapkan standar SG1. 

”Standarisasi global di GS1 ini menjadi rujukan dunia untuk 115 negara yang sudah terasosiasi. Terlebih lagi, WHO tidak hanya mewajibkan negara industri yang mengekspor, tapi negara penerimanya pun menerapkan standar yang sama,” katanya.

Ia menambahkan, Biofarma sebenarnya sudah menerapkan standar SG1 sejak 2015.

Baca Juga: Holding BUMN Farmasi Ganti Nama Jadi Biofarma Group

Baca Juga: Jokowi Puji Biofarma Masuk 5 Besar Perusahaan Pembuat Vaksin

Berita Terkini Lainnya