Asal-Usul Perang Tomat di Lembang: dari Derita hingga Perayaan Seni
Perang tomat digelar sejak tahun 2012
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabupaten Bandung Barat, IDN Times - Jika di Spanyol ada festival perang tomat tahunan bernama La Tomatina, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, ada tradisi serupa yang digelar saban tahun dengan nama Rempug Tarung Adu Tomat atau perang tomat.
Seperti halnya La Tomatina, perang tomat di Lembang juga memiliki asal-usul dan makna filosofis mendalam. Tomat busuk yang digunakan sebagai senjata untuk melempar, dimaknai membuang sifat busuk manusia.
Perang tomat ini rutin digelar sejak tahun 2012 di Kampung Cikareumbi RW 03 Desa Cikidang Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat sebagai bentuk rasa syukur akibat melimpahnya hasil panen tomat warga sekitar.
"Perang tomat pada awalnya adalah wujud paduan ungkapan kreasi seni di balik penderitaan masyarakat petani tanaman tomat. Dari ketidakberdayaan situasi rendahnya penghargaan terhadap hasil panen, menjadi ekspresi semangat, kegembiraaan dan wujud syukur telah diberikan air yang melimpah kepada warga RW 03 Kampung Cikareumbi Desa Cikidang yang diwujudkan dalam bentuk kesenian," ungkap pencetus perang tomat sekaligus budayawan lokal, Mas Nanu Muda atau biasa dikenal Abah Nanu kepada IDN Times, Sabtu (12/10).
"Kegiatan ini juga sekaligus mengenalkan potensi seni-budaya, alam, dan hasil pertaniannya lewat wisata budaya kreatif, yang oleh penari dan atraksinya melibatkan penonton menjadi bagian integral dari sajian Perang Tomat," tuturnya.
1. Berangkat dari pelaku seni Sisingaan
Abah Nanu mengisahkan ide perang tomat berangkat dari para pelaku seni Sisingaan yang dilibatkan pada Cihideung Festival (Cifes) tahun 2010. Para pelaku seni tersebut menginginkan kegiatan serupa di kampungnya.
"Pada event Cifes itulah, para pelaku seni Sisingaan tertarik meminta saya untuk membuat event serupa seperti di Cihideung tersebut, dengan tujuan menggali sumber daya budaya melalui Kesenian Sasapian dan potensi alam dengan agrowisata tanaman hiasnya di Kampung Cikareumbi ini," ungkap Abah Nanu, Sabtu (12/10).
Dari permintaan para pelaku seni, maka muncul ide untuk menggelar sesuatu di Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, KBB. Namun ide untuk menggelar perang tomat butuh perenungan dan waktu yang lama.
"Untuk mewujudkan keinginan para pelaku seni, perlu waktu untuk menelisik segala potensinya yang menjadi faktor penting, atau daya tariknya yang akan dijadikan sebagai sumber inspirasi kegiatan yang akan dilakukan pada setiap tahunnya," papar Abah.