ITB Minta Pemerintah Lebih Perhatikan Teknologi Bensin Sawit
Pengembangan teknologi bahan bakar sawit terkendala regulasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pusat Rekayasa Katalis ITB mengingatkan agar pemerintah pusat lebih memerhatikan potensi bensin sawit di Indonesia. Pengembangan teknologi bahan bensin sawit sendiri kini terus berjalan.
Anggota Tim Pengembang Katalis pada Pusat Rekayasa Katalis ITB, IGBN Makertihartha mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar sebagai negara penghasil bahan bakar nabati, di antaranya yang berbahan dasar kelapa sawit.
"Sayangnya pemerintah belum secara maksimal memfasilitasi produksi bahan bakar nabati melalui regulasi dan standardisasi produksi bahan bakar sawit," ucap Makertihartha di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis ITB, Rabu (31/1/2024).
1. ITB sudah berhasil buat bahan bakar dari sawit
Padahal, Makertihartha mengungkapkan, saat ini ITB tengah berhasil mengembangkan katalis dan proses untuk mengkonversi minyak nabati menjadi bahan bakar nabati, seperti bensin dan Avtur. Namun, hal itu masih perlu dikembangkan lebih.
"Walau dalam beberapa hal masih diperlukan pengembangan lebih lanjut, tetapi usaha riset dan realisasinya terus dilakukan secara intensif," ucapnya.
Lebih lanjut, Makertihartha mengatakan, sumber daya manusia dan infrastruktur yang dimiliki oleh Indonesia telah berhasil memproduksi diesel dan avtur dari sawit.
Menurutnya kondisi itu membuktikan bahwa anak dalam negeri mampu menciptakan buffer untuk menyerap produk sawit berapa pun besarnya untuk dioleh menjadi bahan bakar atau energi.
"Tapi masih diperlukan kerja sama yang sinergis dari seluruh pemangku kepentingan dan keberpihakan pemerintah agar proses hilirisasi dan komersialisasi proses produksi bahan bakar nabati ini dapat dilakukan dengan baik," katanya.
Makertihartha berharap, pemerintah bisa lebih mendukung produksi bahan bakar sawit dengan membuat regulasi dan standardisasi melalui SNI.
"Seharusnya berdasarkan visi pemerintah, program pengolahan bahan bakar nabati dari sawit ini harus sudah selesai pada 2024," katanya.