Tips Prompting AI: Cara Bertanya Tepat Biar Jawaban Lebih Akurat

- Gunakan instruksi yang jelas dan spesifik untuk hasil AI yang lebih sesuai harapan.
- Berikan konteks dan peran pada AI agar jawaban lebih terarah sesuai kebutuhan profesional atau edukatif.
- Pecah permintaan besar menjadi beberapa langkah untuk memudahkan fokus AI dalam satu tugas dalam satu waktu.
Kecerdasan buatan alias artificial inteligent (AI) kini makin sering digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari menulis artikel, merangkum dokumen, mencari ide, hingga membantu pekerjaan sehari-hari. Namun, banyak pengguna merasa hasil jawaban AI kadang kurang sesuai harapan.
Kerap kalimasalahnya sering bukan pada AI-nya, melainkan pada cara kita memberikan perintah atau prompt.
Prompt adalah instruksi atau pertanyaan yang kita berikan kepada AI. Semakin jelas dan terstruktur prompt yang dibuat, semakin besar pula peluang AI memberikan jawaban yang relevan, akurat, dan sesuai kebutuhan.
Karena itu, memahami teknik prompting menjadi keterampilan penting di era digital. Agar AI bisa bekerja maksimal, berikut beberapa tips prompting yang bisa kamu terapkan.
1. Gunakan instruksi yang jelas dan spesifik

Kesalahan paling umum saat prompting adalah memberikan perintah yang terlalu umum. Misalnya, hanya menulis “buatkan saya cerpen” tanpa menjelaskan topik, gaya bahasa, atau panjang tulisan. AI akan tetap menjawab, tetapi hasilnya bisa melenceng dari ekspektasi.
Cobalah menambahkan detail seperti tujuan, target pembaca, dan format yang diinginkan. Contohnya: “Buatkan saya cerpen dengan gaya penulisan bertutur tentang asmara untuk anak muda, sepanjang 600 kata, dengan bahasa ringan.” Prompt seperti ini membantu AI memahami konteks dengan lebih baik.
2. Berikan konteks dan peran pada AI

AI akan memberikan hasil lebih tajam jika kamu menetapkan peran tertentu. Misalnya, minta AI bertindak sebagai jurnalis, guru, HR, atau konsultan. Dengan begitu, sudut pandang dan gaya jawabannya jadi lebih terarah.
Contoh: “Kamu adalah konsultan karier. Jelaskan tips wawancara kerja untuk fresh graduate.” Teknik ini sangat berguna untuk menghasilkan jawaban yang relevan dengan kebutuhan profesional atau edukatif.
3. Pecah permintaan besar menjadi beberapa langkah

Jika permintaanmu cukup kompleks, sebaiknya jangan dituangkan dalam satu prompt panjang. Pecah menjadi beberapa tahap agar AI bisa fokus pada satu tugas dalam satu waktu.
Misalnya, minta AI membuat kerangka artikel terlebih dahulu, lalu lanjutkan ke pengembangan isi per bagian. Cara ini juga memudahkan kamu mengoreksi arah jawaban sejak awal sebelum hasilnya terlalu jauh.
4. Gunakan contoh atau referensi

Memberikan contoh output yang diinginkan bisa sangat membantu AI. Misalnya, jika kamu ingin tulisan dengan gaya tertentu, jelaskan ciri-cirinya atau sebutkan media referensi.
Contoh prompt: “Buatkan caption Instagram dengan gaya santai seperti akun Instagram IDN Times, maksimal dua paragraf.” Dengan referensi yang jelas, AI bisa menyesuaikan tone dan struktur tulisannya.
5. Jangan takut mengoreksi dan mengulang prompt

Prompting bukan proses sekali jalan. Jika jawaban AI belum sesuai, kamu bisa mengoreksi, memperjelas, atau meminta versi lain. Misalnya dengan menambahkan: “Tolong buat lebih singkat,” atau “Ubah jadi lebih formal.”
Interaksi berulang justru membantu AI memahami kebutuhanmu dengan lebih presisi. Anggap saja AI sebagai rekan kerja yang perlu diarahkan, bukan mesin ajaib yang langsung sempurna.
Dengan memahami teknik prompting yang tepat, AI bisa menjadi alat bantu yang sangat powerful—bukan hanya untuk pekerjaan kreatif, tapi juga edukasi, riset, dan pengambilan keputusan.
Kuncinya sederhana: semakin baik kamu bertanya, semakin baik pula jawaban yang akan kamu dapatkan.
















