Rhytm of The Pines 2019: 60 Grup Musik Bernyanyi di Hutan Pinus

Hampir seluruh peserta membawakan lagu yang sendu.

Bandung, IDN Times – Liburan di kawasan pegunungan daerah Bandung raya seakan-akan tak pernah ada habisnya. Setelah ramai dengan hiburan spot fotografi menarik di alam terbuka, The Lodge Maribaya baru saja menggelar festival musik tahunan berjudul “Rhytm of The Pines Vol. III”. Seberapa sukses acara tersebut?

Rhytm of Pines merupakan gelaran musik yang dirilis tiap tahun sejak 2016 dan tercatat sebagai acara musik alam terbuka pertama yang digelar di Bandung Raya. Tahun ini, atau di tahun ketiganya yang digelar pada 19-20 September 2019 kemarin, acara tersebut berhasil diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

1. Menampilkan 60 grup musik peserta

Rhytm of The Pines 2019: 60 Grup Musik Bernyanyi di Hutan Pinusistimewa

Kegiatan tersebut terbilang menarik karena setiap grup musik manggung dengan latar hutan pinus yang terletak di The Pines Cafe. Sebanyak 60 peserta yang terdaftar wajib membawakan lagu mereka sendiri, yang dirasa cocok dimainkan dengan latar alam yang asri.

Direktur The Lodge Group Heni Smith menuturkan bahwa Rhytm of The Pines digelar tak lepas dari misi utama The Lodge Maribaya. “Ada tiga bidang yang diusung yaitu pendidikan, lingkungan hidup, dan seni budaya. Maka itu Rhytm of The Pines sebenarnya sejalan dengan misi kami,” kata Heni, dalam rilis yang diterima IDN Times, Selasa (22/10).

2. Musik yang cocok dengan kedamaian alam

Rhytm of The Pines 2019: 60 Grup Musik Bernyanyi di Hutan Pinusistmewa

Menurut Heni, peserta yang mendaftar untuk tampil di Rhytm of The Pines saban tahunnya terus bertambah. Padahal, The Lodge cukup selektif dalam memilih grup musik yang bisa tampil antara lain mesti mengusung musik yang sesuai dengan kedamaian alam.

Maka itu jangan heran jika hampir seluruh grup musik yang tampil membawakan lagu-lagu sendu dengan alat musik sederhana seperti gitar. Jika dipadukan dengan alam terbuka dan hamparan hutan pinus sebagai latar panggung, penampilan mereka tentu lebih menyenangkan untuk dinikmati.

"The lodge berada di alam terbuka, jadi saya pikir musik akustik tidak terlalu keras yang menggangu lingkungan, dengan adanya akustik itu maka dipilihlah," terangnya. 

3. Irealis keluar sebagai pemenang

Rhytm of The Pines 2019: 60 Grup Musik Bernyanyi di Hutan Pinusistimewa

Masih dalam rilis yang diterima IDN Times, grup musik yang berhasil menjuarai festival tersebut bernama Irealis. Ditukangi oleh tiga personel, Irealis berhasil menyingkirkan lawan-lawannya dengan membawakan lagu ciptaan mereka sendiri.

Nicholas, vokalis daripada Irealis, mengatakan jika memenangi gelaran “Rhytm of Pines Vol. III” merupakan kebanggaan tersendiri bagi grup musiknya. Apalagi, kata dia, lawan-lawannya merupakan grup musik dengan mengusung genre yang sama dan lebih variatif.

"Puji Tuhan senang akhirnya bisa menang. Gak nyangka karena persiapannya cuma 3 minggu tapi tadi sudah tampil maksimal," ujar Niholas, menceritakan grup musiknya yang berawal dari Unit Kegiatan Mahasiswa di kampusnya

4. Pertama kali manggung

Rhytm of The Pines 2019: 60 Grup Musik Bernyanyi di Hutan Pinusinstagram.com/thelodgemaribaya

Awalnya, Nicholas dan rekan-rekan kampusnya itu memilih format full band dalam grup musiknya. Tapi, karena ingin mencoba hal baru, ia kemudian menyeleksi anggota Irealis dan membuatnya lebih sederhana dengan mengubahnya menjadi format akustik.

Yang bikin heran, sebenarnya pentas Rhytm of The Pines merupakan panggung pertama Irealis dengan format yang baru. Pengalaman manggung di gelaran musik macam itu membikin Irealis makin yakin menapaki karier di dunia hiburan.

"Dengan nuansa alam, musik kami lebih bisa dirasakan. Apalagi dengan musik akustik lebih kena pesannya. Visual dan musik saling berhubungan, penyampaian message juga jadinya lancar," imbuhnya. Beruntungnya, selain mendapatkan paket hadiah, mereka pun mendapatkan kesempatan rekaman di studio ternama setelah memenangi Rhytm of The Pines.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya