Tidak Lagi ART, Bey Sebut PMI Asal Jabar Banyak Profesional

Bandung, IDN Times - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Barat yang bekerja di luar negeri mulai ada pergeseran, tidak hanya untuk Asisten Rumah Tangga (ART). Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin menyebutkan, kategori profesi kini sudah banyak di luar negeri.
Meski begitu, Bey mengatakan, PMI asal Jabar yang bekerja sebagai ART juga masih banyak di beberapa negara baik Asia maupun benua lainnya.
"Sudah, kearahnya profesi. Tapi ART masih tinggi, tapi kami mendorong, seperti perawat ya, perawat itu permintaannya tinggi," ujar Bey di Gedung Sate, Selasa (4/2/2025).
1. Minta Disnakertrans memanfaatkan peluang

Dengan banyaknya permintaan luar negeri untuk PMI di bidang, Bey meminta Disnakertrans Jabar turut memaksimalkan potensi tersebut dengan memeberikan beberapa pelatihan bahasa negara tujuan. Salah satu yang kini paling banyak dibutuhkan yaitu perawat.
"Terutama bahasa ya, bahasa yang saya bila kepada Pak Kadis Disnakertrans bagaimana meningkatkan kemampuan bahasa perawat kita supaya bisa bekerja di negara yang paling butuhkan," katanya.
2. Kebanyakan di Asia dan Eropa

Saat ini, kata Bey, negara yang membutuhkan banyak PMI bidang profesi ada di wilayah Asia dan Eropa. Ia juga menugaskan agar Disnakertrans Jabar mendata secara menyeluruh para PMI di wilayah tersebut dan berapa kebutuhannya.
"Ada di Taiwan, Jepang, Eropa, nah itu. Untuk permohonan, sudah kita hitung. Nanti detail kepada Pak Kadisnaker," katanya.
3. Disnakertrans Jabar sebut ada ratusan calon PMI yang berangkat tahun ini

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat Teppy Wawan Dharmawan membenarkan bahwa banyak PMI kini banyak dari kalangan profesi. Pada awal tahun ini total ada ratusan yang akan berangkat ke luar negeri.
"Kalau ke Korea (Selatan) untuk yang sekarang (bekerja sebagai juru las listrik atau welder) sekitar 35 (orang) lagi," ujarnya.
Dalam waktu dekat, diungkapkannya, ada sekitar 30 orang berangkat ke Slowakia untuk bekerja di industri otomotif.
"Karena PMI kan peluang. Kita berusaha menyeleksi, yang kita ingin sudah naik ke arah keahlian," ucapnya.
Selain kolaborasi antara Pemprov Jabar dan kementerian, keberangkatan PMI asal Jabar ke luar negeri lanjut Teppy juga didorong adanya kerjasama seperti sister province.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada Februari ini bakal berangkat ratusan PMI asal Kabupaten Bandung berangkat ke Jepang.
"Harapan kita mereka yang bekerja ke luar negeri, mengikuti prosedur. Sehingga kami mengingatkan tingkat kesadaran, tidak asal berangkat," kata dia.
Sementara, Kepala Bidang Penempatan Perluasan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Disnakertrans Jabar Hendra Kusuma Sumantri mengatakan, ada 77 PMI asal Jawa Barat dipulangkan karena berbagai macam persoalan sepanjang 2024.
Para PMI yang dipulangkan ini berasal dari beberapa negara, salah satunya Suriah.
"Pemulangan dari konflik Negara Suriah sebanyak 33 orang kemudian pemulangan jenazah 10 orang, sakit 3 orang, minta dipulangkan satu orang, deportasi Malaysia 20 orang dan bermasalah di Saudi Arabia 10 orang," ujar Hendra, Kamis (23/1/2025).