Bandung Barat, IDN Times - Pascasembuh dari COVID-19 beberapa waktu lalu, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna kini sudah beraktifitas lagi. Sebagai penyintas, Umbara kini lebih waspada akan penyebaran virus corona.
Jika sebelumnya vaksin tidak diberikan kepada penyintas, kini pemerintah mengeluarkan aturan terbaru yang membolehkan penyintas untuk divaksin setelah tiga bulan sembuh dari COVID-19.
Aa Umbara menyatakan diri siap untuk disuntik vaksin dengan kategori vaksinasi penyintas. Pada tahapan pertama, vaksin diprioritaskan hanya untuk tenaga medis. Namun, saat ini penyintas COVID-19 juga dibolehkan untuk menerima vaksinasi.
"Kalau misalnya sudah dibolehkan untuk divaksin, monggo saya siap," kata Aa Umbara saat ditemui di Lembang, Senin (15/2/2021).
Umbara mengatakan, sejak dulu dirinya sudah siap disuntik vaksin COVID-19. Namun aturan saat itu orang yang pernah terkonfirmasi positif terpapar COVID-19 tidak masuk kriteria untuk diberikan vaksin.
Namun kini ada Petunjuk Teknis (Juknis) baru tentang pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk kelompok lanjut usia, komorbid, ibu menyusui dan penyintas Covid-19. Juknis itu tertuang dalam surat edaran Kementerian Kesehatan Nomo HK.02.02/11/368/2021.
Aa Umbara mengaku sudah menerima informasi Juknis terbaru tersebut, sehingga Umbara menyatakan siap untuk disuntik vaksin. "Aturan terbaru, yang sudah COVID boleh divaksin, yang punya darah tinggi boleh divaksin, ibu hamil juga boleh," jelas Aa Umbara.
Sebagai penyintas, Umbara juga menyampaikan bahwa dirinya siap mendonorkan darah plasma konvalesen untuk orang-orang yang membutuhkan. Darah plasma konvalesen merupakan darah dari penyintas yang sudah sembuh dari COVID-19 yang dibutuhkan untuk pasien positif COVID-19 sebagai cara pemulihan.
"Pasti siap untuk donor, bisa karena memang kalau ada yang sama golongan darahnya saya siap untuk jadi donornya," papar Umbara.
Sementara itu, Umbara mengakui proses vaksinasi kepada tenaga kesehatan masih belum memenuhi target 100 persen. Saat ini, tenaga kesehatan di Bandung Barat baru 60 persen yang terealisasi disuntik vaksin pada tahap pertama.
"Kita masih dibawh 60 persen, kita diberi target sama provinsi itu 3 minggu untuk mencapai target," tandasnya.