Kata BP3MI Jabar Soal Lima WNI Ditembak APMM Malaysia

Bandung, IDN Times - Sebanyak lima orang pekerja migran Indonesia (PMI) yang ditembak di perairan Selangor, perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/5/2025) dini hari. Identitas dari lima warga negara Indonesia tersebut kini masih diidentifikasi.
Merespons hal ini, Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Jawa Barat masih menunggu hasil identifikasi tersebut, apakah salah satu di antaranya merupakan warga Jabar atau bukan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan KBRI Malaysia, saat ini polisi masih dalam siasatan (proses pemeriksaan resmi) dan menunggu hasil identifikasi," ujar Kepala BP3MI Jabar, Kombes Polisi Mulia Nugraha, Senin (27/1/2025).
1. Masih menunggu informasi yang lebih mendalam

Mulia memastikan belum bisa memberikan banyak keterangan mengenai hal ini. Sebab, sampai saat ini ia masih menunggu informasi pasti, apakah salah saat di antara korban ini berdomisili di wilayahnya atau di luar Jawa Barat.
"Betul (belum tahu apakah ada warga Jabar), karena masih menunggu," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepri mengkonfirmasi adanya lima PMI yang ditembak di perairan Selangor, perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/5/2025) dini hari.
Berdasarkan informasi yang diterima, lima PMI ditembak oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM). Diduga tindakan tersebut diambil karena para PMI masuk ke perairan Malaysia melalui jalur ilegal.
"Hasil koordinasi dengan KBRI di Malaysia, untuk korban penembakan PMI terjadi di perairan Selangor," kata Kepala BP3MI Kepri, Kombes Imam Riyadi, Minggu (26/1/2025).
Diketahui, salah satu korban penembakan ini yaitu, Warga Desa Alue Bugeng Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, atas nama Muhammad Hanafiah.
"Informasi tersebut didapatkan dari BP3MI Aceh, salah satu korban penembakan warga Aceh," kata Aktivis Kemanusiaan di Kota Batam, Romo Chrisanctus Paschalis.
2. KBRI akan mengirimkan nota diplomatik

Sementara itu Direktur Perlindungan WNI Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, Judha Nugraha mengungkapkan bahwa pemerintah telah menindaklanjuti temuan insiden penembakan ini.
"Berdasarkan komunikasi KBRI dengan PDRM didapat konfirmasi bahwa benar pada tgl 24 Januari 2025 telah terjadi penembakan oleh APMM terhadap WNI yang diduga akan keluar Malaysia melalui jalur ilegal. Penembakan dilakukan karena WNI melakukan perlawanan. Dalam insiden tersebut, satu WNI meninggal dunia dan beberapa luka-luka. Data para korban masih terus didalami," kata Judha melalui pesan singkatnya, Minggu (26/1/2025).
Masih kata Judha, atas insiden ini, KBRI telah meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah dan menemui para korban luka. KBRI juga akan mengirimkan nota diplomatik untuk mendorong penyelidikan atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan excessive use of force.
"Kemlu dan KBRI Kuala Lumpur akan terus me-monitor penanganan kasus ini oleh otoritas Malaysia dan memberikan bantuan kekonsuleran kepada para WNI," ujarnya.
3. Polisi Malaysia masih lakukan penyelidikan

Sementara itu, Kepala Polisi Selangor, Datuk Hussein Omar Khan mengonfirmasi laporan terkait lima warga Indonesia tersebut. Ia mengaku mendapatkan laporan dari petugas medis unit gawat darurat bahwa ke lima korban dari Indonesia tiba di salah satu rumah sakit Malaysia pada pukul 07.30 waktu setempat.
"Pesakit dalam keadaan sadar dan mengalami kesan kecederaan kesan tembakan di anggota badan (Pasien dalam keadaan sadar dan mengalami luka tembak di anggota tubuh mereka)," ungkap Datuk Hussein Omar Khan melalui keterangan tertulisnya.
Hussein menambahkan, saat ini mereka masih melakukan penyelidikan terkait insiden ini dan keterkaitan aksi penembakan oleh APMM.