Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ekonomi hijau. (IDN Times/Arief Rahmat)

Bandung, IDN Times - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan empat tantangan investasi energi hijau di Indonesia. Keempat tantangan tersebut perlu segera diatasi agar tidak menghambat percepatan transisi energi di dalam negeri.

Wakil Ketua Umum Koordinator bidang Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar, menyebutkan bahwa tantangan pertama berupa kepastian hukum dan perbaikan regulasi.

Dalam kasus Indonesia, misalnya, tak jarang perubahan regulasi terjadi karena pergantian pemerintahan. Hal ini pun membuat ketidakpastian hukum bagi pelaku usaha dan investor.

Menurut Bobby, Kadin berharap pemerintahan baru saat ini bisa segera memperbaiki berbagai isu yang berkaitan dengan iklim investasi dan perizinan.

“Kami melihat Bapak Presiden Prabowo Subianto sudah sangat tegas, dan beliau sudah memperlihatkan komitmennya untuk penegakan hukum. Untuk mengejar investasi itu perlu perlu kepastian hukum,” kata Bobby, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (27/2/2025).

Lalu, apa saja tantangan lainnya?

1. Tantangan subsidi dan insentif

Empat Tantangan Investasi Energi Hijau Versi Kadin Indonesia (IDN Times/istimewa)

Tantangan lainnya yakni subsidi dan insentif terutama untuk sektor ketenagalistrikan dan transportasi.

Menurut Bobby, harga listrik yang dihasilkan dari energi baru terbarukan (EBT) lebih mahal ketimbang dari energi fosil. Sedangkan, investor dan pelaku usaha ketika menanamkan modal untuk proyek EBT mengharapkan imbal hasil yang lebih baik.

“Masih ada gap antara kebijakan dan struktur harga keekonomian. Ini yang perlu kami cari solusinya,” ujarnya.

2. Tantangan program pemanfaatan SDA

Editorial Team

Tonton lebih seru di