Dana Transfer Dipotong Rp100 M, Bupati Majalengka: Lakukan Penyesuaian

- Bupati Majalengka, Eman Suherman, menghadapi pemangkasan dana transfer sebesar Rp100 miliar
- Upaya siasati pemangkasan meliputi penyesuaian rencana, penghilangan program non-prioritas, dan evaluasi belanja yang sudah direncanakan
- Penyesuaian dianggap sebagai langkah paling memungkinkan untuk menutupi pemangkasan dana transfer tersebut
Majalengka, IDN Times - Seperti daerah lainnya, Kabupaten Majalengka juga mengalami pemangkasan dana transfer dari pusat. Beberapa langkah disiapkan pemerintah setempat untuk menyiasati adanya pemangkasan dana transfer itu.
Bupati Majalengka Eman Suherman mengatakan, dibanding daerah lainnya, besaran pemangkasan dana transfer untuk Majalengka terbilang kecil.
"Rp100 miliaran yang dipangkas, yang diefisiensi," kata Eman usai menghadiri pelantikan IJTI Majalengka, Jumat (17/10/2025)
1. 2 upaya siasati pemangkasan

Eman mengaku tidak bisa berbuat banyak atas kebijakan itu. Diakuinya, kebijakan itu berdampak terhadap terganggunya beberapa rencana yang sudah disusun.
"Ya tidak ada jalan lain. Kami kan sudah merencanakan, dengan perhitungan yang tidak dipangkas. Akhirnya dipangkas," papar dia.
Dijelaskan Eman, pemerintah menyiapkan beberapa langkah untuk menyiasati kondisi itu. Penyesuaian, jelas Eman, salah satu langkah yang bisa diambil menyikapi pemangkasan tersebut.
"Ya kita harus melakukan penyesuaian. Kalau tidak penyesuaian, ya kita harus maksimalkan PAD kita. Untuk bisa menutupi Rp100 miliar itu," jelas dia.
2. Program non prioritas dihilangkan

Dalam hal penyesuaian, Eman mengaku sudah membicarakannya dengan para kepala OPD. Ditegaskannya, pos-pos belanja yang sudah direncanakan, bisa dikaji kembali.
"Ditinjau kembali belanja-belanja yang sudah direncanakan. Mana yang tidak prioritas, kita hilangkan. Makanya saya sudah minta sama temen-temen, dievaluasi kembali," kata dia.
Dalam rangka penyesuaian, Eman menjelaskan, tidak menutup kemungkinan rapat-rapat yang digelar, tidak ada snack sebagai jamuan, seperti yang sudah lama berjalan.
"Perjalanan dinas, acara-acara seremoni. Kalau Jawa Barat sekarang setiap pertemuan tidak pake snack, ya udah samakan juga kita. Air putih aja," ungkap Eman.
3. Penyesuaian dianggap paling memungkinkan

Lebih jauh dijelaskan Eman, dari dua hal itu, penyesuaian dianggap yang paling memungkinkan diterapkan. Adapun menggali PAD, mengingat besaran pemangkasan yang cukup besar, Eman mengaku hal tersebut cukup berat.
"Caranya itu, satu penyesuaian. Artinya kita menghitung ulang terkait dengan angka yang tadinya sudah direncanakan, dan ternyata hilang. Berati kan pos belanja harus dikaji lagi," kata dia.
"Kalau tidak mau dihilangkan, ya kita harus cari. PAD yang bisa memungkinkan menutup itu. Tapi kan berat, Rp100 miliar. Yang paling memungkinkan, penyesuaian," kata Eman.
"Dulu kita pernah sampai Rp3,5 T. Tahun kemarin 3,1. Sekarang Rp3,055 T. Yang hilang sekitar Rp100 (miliar)," jelas Eman.