Sering To The Point, Bupati Purwakarta Anne Sempat Disebut Membosankan

Tak sama dengan suaminya, Anne tak ingin terlalu menonjol

Purwakarta, IDN Times - Dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018, mayoritas masyarakat Kabupaten Purwakarta mempercayakan Anne Ratna Mustika menjadi bupati mereka. Anne merupakan istri dari bupati sebelumnya, Dedi Mulyadi, yang menjabat dua periode secara berturut, Dedi Mulyadi.

Banyak pihak menduga bahwa cara memimpin Anne tidak akan berbeda jauh dengan sang suami yang gemar guyon dan banyak melakukan pendekatan dengan warga dengan cara-cara unik. Namun, nyatanya semua perkiraan itu meleset.

Di temui di kantor dinasnya, Anne sedikit bercerita kepada IDN Times mengenai perbedaan karakter antara dia dan sang suami ketika memimpin Kabupaten Purwakarta. Dia mengaku selama ini tidak ingin terlalu diekspos dalam hal kinerja. Yang penting dalam benak pikirannya, semua visi dan misi berjalan secara baik meski tak semuanya harus terpampang di media massa maupun media sosial.

"Kalau tertarik ada (untuk memamerkan kinerja), tapi kayanya jiwa entertainment saya enggak ada. Saya lempeng (lurus) kalau kata orang kantor tuh," kata Anne terkait dengan cara dia menonjolkan hasil kinerjanya, Senin (24/2).

1. SKPD awalnya sempat boring dan kaget dengan cara Anne bekerja

Sering To The Point, Bupati Purwakarta Anne Sempat Disebut MembosankanInstagram/Anneratna82

Dia bercerita, cara bekerja yang lurus dan tidak ingin segalanya terekspos awalnya membuat bosan para pegawai di lingkup pemerintah daerah (pemda). Mereka heran sebab cara memimpin ini berbeda 180 derajat dengan apa yang dilakukan Dedi Mulyadi.

Kebiasaan melakukan segala program dengan lebih ramai dan terbuka selama 10 tahun memang sulit untuk diubah. Namun perlahan, cara memimpin yang lebih tenang dan terukur mulai bisa diikuti seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

"Kalau rapat saya langsung ke intinya. Awalnya mereka kaget, aneh, boring (membosankan). Semakin hari semakin sedikit (yang datang ke acara). Tapi semakin ke sini saya punya formula untuk mengikat mereka: reward (penghargaan) dan punishment (hukuman)," ujarnya.

2. Dalam sambutan hanya butuh waktu 15 menit

Sering To The Point, Bupati Purwakarta Anne Sempat Disebut MembosankanInstagram/Anneratna82

Anne mengatakan, sebelumnya sang suami memang orang yang aktif dan bisa berbicara lama ketika bertemu dengan orang. Bahkan ketika harus memberikan sambutan dalam sebuah acara Dedi bisa berbicara lebih dari satu jam.

Sedangkan Anne, dia mengaku tidak terlalu cakap ketika harus berbicara di depan banyak orang. Saat diminta untuk memberi sambutan, waktu yang dibutuhkan cukup singkat karena dia tidak mau bertele-tele.

"Kalau Kang Dedi kan bisa dua jam acara sendiri. Kalau saya paling 15 menit sudah beres," kata dia.

3. Tidak selalu ikut turun ke lapangan, tapi memantau pada hasil akhir

Sering To The Point, Bupati Purwakarta Anne Sempat Disebut MembosankanInstagram/Anneratna82

Ketika melakukan pekerjaan sebagai seorang Bupati, lanjut Anne, dia pun tidak bisa memantau seluruh pekerjaan OPD dari pagi sampai malam hari. Keberadaan buah hati yang masih kecil salah satu alasan dia untuk bekerja tepat waktu.

"Pagi sampai sore (waktu kerja), paling telat mungkin jam 7 atau jam 8 malam. Kalau bukan karena keharusan, saya gak pernah ambil (acara) sampai jam 8 malam," kata dia.

Ketika ada program yang harus dikerjakan malam hari, Anne menyerahkan semua pada kepala dinas atau petugas terkait. Sedangkan dalam pemantauan, dia akan melihat hasil akhir dari apa yang direncanakan di awal rapat.

"Saya memantau mereka. Jadi saya bilang jangan salah kalau anda bertemu dengan saya. Pekerjaan anda itu sarat mata rantai, nanti ujungnya di output akan ketahuan," papar Anne.

Ketika hasilnya tidak sesuai target, dia pun akan langsung melakukan evaluasi dan melihat pihak mana yang tidak benar dalam bekerja untuk kemudian menegurnya.

4. Cara bekerja yang tak banyak bicara kerap disinggung elit politik

Sering To The Point, Bupati Purwakarta Anne Sempat Disebut MembosankanDok.IDN Times/Istimewa

Di balik cara kerja yang tak bertele-tele, Anne sempat mendapat sindiran dari para elite politik. Selama ini perpolitikan di Purwakarta berjalan lebih dinamis ketika Dedi Mulyadi menjadi pemimpin daerah. Gaya komunikasi yang lebih aktif dan mudah bersosialisasi membuat politik di Purwakarta hidup.

Sedangkan di eranya, Anne memilih tidak banyak berkecimpung dalam urusan politik. Apalagi kalau ada elite politik yang meminta hal-hal yang tidak sesuai dengan program pemerintah daerah.

"Kadang sayang dibilang orangnya terlalu lurus, normatif, ga ada seni-seninya dalam politik," kata Anne.

Satu hal yang sering jadi omongan beberapa pihak, ketika mereka di tengah jalan mengajukan 'aspirasi', padahal itu tidak ada dalam agenda tahunan pemda. Sempat mendapat sindiran karena tidak bisa diajak berkompromi, Anne kerap menegaskan bahwa dia ingin menjalankan pemerintahan dengan baik.

Dengan demikian, ketika ada aspirasi yang baru masuk, permintaan itu baru akan direalisasikan pada tahun anggaran berikutnya.

Baca Juga: Dulu Sering Zumba, Bupati Purwakarta Ambu Anne Kini Senang Bersepeda

Baca Juga: Ini 3 Fakta Unik tentang Simping, Penganan Khas Purwakarta 

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya