Insentif Nakes Bandung Barat Mandek Selama Empat Bulan

Nakes di rumah sakit mengeluh insentif tak kunjung cair

Bandung Barat, IDN Times - Perang melawan COVID-19 belum berakhir. Lebih dari satu tahun lalu, Virus Corona betah bersarang hingga kini di tanah air. Tidak sedikit tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan pun tumbang.

Di lapangan, kerja keras nakes tidak selamanya dihargai. Insentif sebagai hak yang seharusnya didapat untuk pemenuhan ekonomi para nakes ini nyatanya tidak lagi mereka terima sejak empat bulan terakhir.

Derita itu dirasa oleh salah seorang nakes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). "Sudah empat bulan insentif kami nakes di Bandung Barat belum dicairkan," ujar salah seorang nakes di fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemda KBB, yang enggan disebutkan namanya, Kamis (15/4/2021).

1. Jawaban rumah sakit tak memuaskan

Insentif Nakes Bandung Barat Mandek Selama Empat BulanIlustrasi insentif (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemberian insentif itu merujuk Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/278/2020 tentang insentif dan dana santunan kematian bagi tenaga kesehatan yang menangani virus Corona.

Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/278/2020, besaran insentif tenaga medis COVID-19 telah ditetapkan batas maksimalnya. Dokter Spesialis menerima Rp15 juta, Dokter Umum dan Gigi menerima Rp10 juta, Bidan dan Perawat menerima Rp7,5 juta, dan tenaga medis Lainnya menerima Rp5 juta.

Selama empat bulan terakhir itu, para nakes juga sempat menanyakan ke mana insentif yang merupakan hak mereka kepada rumah sakit tempat mereka bekerja.

"Sudah pernah ditanyakan, tapi ya jawabannya memang tidak memuaskan karena mereka juga tidak memberikan jawaban yang detail. Tapi kabarnya memang sudah dianggarkan, hanya belum tahu kapan cairnya," ujarnya.

2. Mandeknya insentif pernah terjadi sebelumnya

Insentif Nakes Bandung Barat Mandek Selama Empat Bulanilustrasi tenaga kesehatan. ANTARA FOTO/Fauzan

Faktanya, keterlambatan pencairan insentif untuk nakes khususnya di Bandung Barat sendiri bukan kali pertama terjadi. Hal serupa menurutnya pernah dialami para nakes beberapa bulan lalu, meski insentif itu akhirnya cair setelah mereka terus menanyakannya.

"Sudah pernah, tahun sebelumnya juga terlambat (pencairan insentif). Walau akhirnya memang dibayarkan juga," tuturnya.

3. Sarana dan prasarana nakes juga jadi soal

Insentif Nakes Bandung Barat Mandek Selama Empat BulanPersonel Tim Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polri mengikuti Apel Kesiapan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan Tenaga Kesehatan Polri di Lapangan Promoter, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (11/2/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Di sisi lain, mereka juga mengkritisi sarana dan prasarana bagi nakes di Bandung Barat yang langsung bersentuhan dengan pasien terpapar COVID-19. Ia berharap, baik pihak rumah sakit maupun Pemkab Bandung Barat mau membenahi soal itu.

"Sebetulnya bukan cuma insentif yang bermasalah, tapi mengenai sarana prasarana, pelayanannya, mengenai intervensi atau kebijakan manajemen di Bandung Barat, mengenai klaim COVID-19 yang ke mana perginya. Semua itu juga jadi masalah buat kami para nakes," paparnya.

4. Rumah sakit masih bungkam

Insentif Nakes Bandung Barat Mandek Selama Empat BulanRSUD Cililin. (IDN Times/Bagus F)

Dihubungi terpisah, Dirut RSUD Cililin, dr. Lia menyarankan agar keterangan terkait tunggakan insentif nakes dikonfirmasi melalui bagian humas rumah sakit. "Bisa menghubungi Humas RSUD Cililin," kata Lia ketika dihubungi via pesan singkat.

Sementara Humas RSUD Cililin, Peni, mengatakan bahwa jajaran direksi RSUD Cililin masih membicarakan masalah itu. Dalam waktu dekat pihaknya akan memberi keterangan kepada awak media.

"Kami masih bicarakan. Nanti kami kasih tahu secepatnya," ujar Peni.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya