TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kesiangan Ngantor, Pejabat Pemkab Tasikmalaya Tertabrak Kereta

Mobil terseret sejauh 20 meter

IDN Times / Istimewah

Tasikmalaya, IDN Times - Sebuah mobil plat merah milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya tertabrak kereta api tanpa palang pintu di sekitar Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kamis (10/03/2022). Dugaan sementara, mobil tak melihat adanya kereta melintas karena terburu-buru mengejar waktu untuk masuk kerja.

Mobil Kijang Innova dengan nomor polisi Z 258 N tersebut dikendarai oleh H Dindin Saepudin (57 tahun) yang merupakan seorang Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya. Karena tabrakan itu, mobil tersebut ringsek parah.

"Iya benar kejadiannya itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB menimpa seorang pejabat Pemkab Tasikmalaya," ujar Indra, warga setempat saat di hubungi IDN Times, Kamis (10/3/2022).

1. Mobil sempat terseret kereta api sejauh 20 meter

IDN Times / Istimewah

Saat itu, lanjut Indra mengatakan, pengendara yang diketahui bernama Dindin itu datang dari arah timur menuju kantornya di wilayah barat. Namun, ketika melintasi rel, dari arah timur itu tiba-tiba muncul kereta api barang jurusan Surabaya-Bandung. Tak bisa mengelak, mobil pun tertabrak dan terlempar sejauh kurang lebih 20 meter.

"Namun, pengendaranya itu tidak meninggal hanya mengalami luka ringan, bahkan ketika masyarakat tadi melakukan evakuasi kondisinya juga terlihat hanya luka-luka ringan dan kabarnya saat ini tengah di rawat di RS Jasa Kartini (JK)," katanya.

2. Warga menyebut lintasan tersebut kereta kerap memakan korban

IDN Times / Istimewah

Indra mengatakan kecelakaan yang terjadi tepat di sekitar perlintasan kereta api tanpa pintu ini bukan kali pertama memakan korban. "Tak lama dari kejadian ini juga sebetulnya juga pernah terjadi menimpa pegawai bank. Tapi beruntung selamat juga," katanya

Masalahnya, lanjut dia, perlintasan kereta api menuju pesantren Miftahul Huda Manonjaya ini tidak dijaga baik oleh palang pintu maupun oleh petugas keamanan. Artinya tidak ada masyarakat yang menjadi sukarelawan menjaga perlintasan, seperti yang dapat dilihat di daerah lain.

"Memang ini tidak ada yang jaga, paling kalau sedang ada acara di pesantren, baru dijaga oleh anak-anak santri. Selebihnya itu tidak ada," katanya.

Baca Juga: Kecelakaan Angkot Vs Kereta Api, Sang Sopir Ternyata Positif Narkoba

Baca Juga: Daftar Aturan Lengkap Penumpang Kereta Api Terbaru, Tanpa Tes COVID-19

Baca Juga: 40 Tahun Mati, Rel Cibatu-Garut Kembali Dilintasi Kereta Api 

Berita Terkini Lainnya