TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terima Dukungan Anak PKI, Bukti Politik Gerindra Tak Berjenis Kelamin

Prabowo-Sandi selalu meneriakan anti-PKI, tapi kok...

IDN Times/Yogi Pasha

Bandung, IDN Times - Pernyataan adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang menyatakan Partai Gerindra siap menerima semua dukungan, termasuk dari HTI, FPI, hingga cucu PKI dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 nanti langsung mendapat respons dari berbagai pihak.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, pernyataan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) yang dilontarkan adik kandung Prabowo itu sebagai cerminan politik tak berjenis kelamin.

1. Sengaja dibentuk BPN Prabowo-Sandi untuk meraih suara di Pilpres 2019

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Diketahui, adik Prabowo Subianto Hashim Djojohadikusumo menyatakan, Prabowo-Sandi siap menerima segala bentuk dukungan suara untuk bisa memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2, termasuk dari anak cucu simpatisan PKI dengan syarat .

Pernyataan itu langsung dijawab Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Amin Jawa Barat Dedi Mulyadi. Menurut dia, pernyataan adik capres nomor urut 2 Prabowo Subianto itu menunjukan konsep politik yang dibangun sudah didesain Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi untuk merebut semua potensi suara di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, mendatang.

"Itu desain bagaimana meraih hati pemilih. Itu konsep yang sudah disiapkan, bukan konsep ujug-ujug atau mendadak diucapkan," kata Dedi saat ditemui di Gedung Pascasarjana Universitas Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Senin (28/1).

2. BPN Prabowo-Sandi bangun posko pemenangan secara masif di Jawa Tengah

Poskotanews.com

Dedi mengungkapkan, selain desain yang sudah direncanakan sejak lama, bukti pernyataan ini adalah adanya indikasi dibangunnya posko pemenangan Prabowo-Sandi secara massif di Jawa Tengah. 

Ia menyebutkan, dukungan dari kelompok Islam perkotaan tidak mungkin berubah karena calonnya cuma dua. Secara umum, mereka memilih Prabowo karena tidak menyukai Jokowi. 

"Tidak mungkin mereka bergeser sehingga mereka akan membidik wilayah yang dianggap mereka masih lemah di antaranya Jawa Tengah, maka digulirkanlah ajakan membuka diri untuk anak-anak keluarga eks PKI untuk memilih calon presidennya (Prabowo)," ujar dia. 

3. Suara anak-cucu simpatisan PKI cukup besar

BBC.com

Dedi juga menyebut, pernyataan tersebut menandakan bahwa BPN kini sadar suara dari anak cucu simpatisan PKI cukup besar dan secara mutlak memilih Jokowi lewat beberapa partai politik.

"Keluarganya (PKI) banyak. Coba lihat di database. Makanya disebut berarti mereka melihat ada potensi pemilih di sana," ungkap Dedi.

Dedi meyakini, hal itu pun merupakan upaya BPN untuk merambah suara anak cucu simpatisan PKI lantaran mereka sudah merasa di atas angin dengan basis pemilih Islam perkotaannya. 

"Mereka melihat keluarga eks PKI juga bagian dari basis masa pemikirannya. Kalau diambil (dari Jokowi) bisa lebih membesar dirinya. Yang hijau (NU) sudah kuat sudah bulat, tinggal ambil yang mantan-mantan keluarga besar palu arit, makanya bisa ditandai dengan dibukanya pos-pos di Jawa Tengah, ini kan strategi politik," paparnya.

4. Strategi politik Prabowo-Sandi tidak miliki jati diri

Instagram @dedimulyadi71

Dedi menegaskan, pernyataan kubu Prabowo-Sandi untuk menarik potensi suara anak-cucu mantan PKI itu sebagai bentuk strategi politik yang tidak memiliki jati diri. Terlebih, selama ini, koalisi yang dibangun oleh Prabowo-Sandi selalu meneriakan anti-PKI. 

"Dari sisi politik sah-sah saja melakukan itu, cuma dari sisi konsistensi ideologi, tidak memiliki platform ideologi yang memadai, platformya apa? Politik harus punya jenis kelamin, ini cermin politik tidak berjenis kelamin," tandas Dedi.

Baca Juga: Tisna Sanjaya Paparkan Alasan Seniman Bandung Condong ke Jokowi 

Berita Terkini Lainnya