TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terapi Sel T CAR, Harapan Baru Bagi Pasien Penderita Kanker Darah

Tingkat kesuksesan remisi Terapi Sel T CAR mencapai 60-80%

ilustrasi sel darah putih dan sel darah merah (fi.edu)

Bandung, IDN Times - Penyakit kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut Global Cancer Observatory (GLOBOCAN), pada 2020 di Indonesia terdapat 396.914 kasus kanker dengan angka kematian mencapai 234,511. Untuk kanker darah sendiri mencapai 23.660 kasus, sehingga disebut sebagai jenis kanker paling umum kedua di Indonesia.

Kanker darah disebabkan oleh disfungsi di dalam pertumbuhan dan perilaku sel, sehingga menyebabkan kelebihan sel darah putih yang diproduksi sumsum tulang – yang kemudian mengarah ke kanker. Hingga saat ini, belum ada tes skrining yang mampu mendeteksi kanker darah sejak dini. Sehingga, pengidap hanya bisa merasa bahwa ada sesuatu yang salah dengan tubuh mereka ketika mengalami gejala kanker darah.

Dengan kemajuan teknologi medis saat ini, para dokter dan peneliti telah menemukan pengobatan terbaru untuk kanker darah. Terapi Sel T Chimeric Antigen Receptor (CAR) atau terapi Sel T CAR merupakan pengobatan kanker darah terkini dan paling modern, yang memberikan harapan baru bagi pasien.

1. Terapi sel T CAR memberikan harapan baru bagi pasien

IDN Times/Istimewa

Terapi ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan tingkat keberhasilkan yang cukup tinggi.

“Dalam tiga dekade terakhir, kami telah melihat perkembangan yang luar biasa pada pengobatan baru untuk kanker. Pengobatan tersebut menjadi lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih kecil,” kata Dr Ang Peng Tiam, Direktur Medis dan Konsultan Senior, Onkologi Medis, Parkway Cancer Centre.

“Dengan pengobatan-pengobatan terbaru ini, kami dapat mengombinasikan beberapa pengobatan untuk mencapai hasil yang lebih baik,” tambah dia.

Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura berkolaborasi dengan otoritas terkait, kelompok farmasi, asuransi, dan LSM untuk membuat perawatan kanker darah menjadi lebih mudah untuk diakses dan terjangkau bagi setiap pasien di kawasan Asia Tenggara.

2. Kasus kanker darah pada anak di Indonesia masih tinggi

IDN Times/Istimewa

Selain menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi, kanker darah juga banyak diderita oleh anak-anak. Menurut data Global Burden of Cancer (Globocan), pada 2018 diperkirakan terdapat sekitar 33,5% kasus Leukemia baru pada anak laki-laki umur 0-19 tahun dan 31% pada anak perempuan di Indonesia.

Selain Leukemia, ada dua jenis kanker darah lainnya yang paling umum di Indonesia, yakni Limfoma dan Myeloma. Masing-masing dari jenis kanker darah tersebut memiliki penyebab pembentukannya sendiri.

Terapi Sel T CAR sebagai Pengobatan Terbaru untuk Mengobati Kanker Darah

“Terapi Sel T CAR dilakukan dengan cara mengambil Sel T dari pasien dan kemudian memodifikasinya di laboratorium hingga dapat mengenali target kanker di dalam tubuh. Setelah proses ini selesai, sel-sel tersebut dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien,” jelas Dr Colin Phipps Diong, Konsultan Senior, Hematologi, Parkway Cancer Centre.

Sel T adalah sel darah putih yang mendeteksi dan menghancurkan sel-sel abnormal di dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Namun, pada pasien kanker darah, kemampuan Sel T terganggu, sehingga tidak dapat mendeteksi atau menghancurkan sel-sel kanker tersebut.

Terapi Sel T efektif dalam mengobati pasien relaps dengan kanker darah tipe Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) dan Kanker Limfoma Non-Hodgkin seperti Diffuse Large B-Cell Lymphoma (DLBCL). Terutama, apabila pengobatan-pengobatan sebelumnya tidak berhasil menunjukkan hasil yang diharapkan.

Sama halnya dengan pengobatan-pengobatan lainnya, Terapi Sel T CAR memiliki efek samping seperti Immune Effector Cell-Associated Neurotoxicity Syndrome (ICANS) dan Cytokine Release Syndrome (CRS).

ICANS memengaruhi sistem saraf pusat pasien, sedangkan CRS adalah penyakit multisistemik yang berkembang setelah pengobatan Sel T CAR. Gejala CRS termasuk demam tinggi dan merinding, kesulitan bernapas, sakit kepala, detak jantung yang cepat, dan seterusnya. CRS dapat muncul beberapa minggu setelah proses dimasukkannya Sel T ke dalam tubuh, tetapi biasanya terjadi dalam dua minggu.

Ada beberapa kelompok pasien yang tidak memenuhi syarat untuk mengikuti terapi Sel T CAR, seperti pasien yang memiliki hipertensi intrakranial atau tidak sadarkan diri, gagal pernapasan, pasien dengan koagulasi intravaskular diseminata, dan pasien hematosepsis atau infeksi aktif yang tidak terkendali.

“PCC akan terus mengembangkan keahlian dan layanan agar dapat senantiasa memberikan pengobatan kanker darah yang terkini. Kami selalu melihat ke masa depan. Penting bagi kami untuk terus membangun tim agar dapat memperluas jejak layanan kami dan memberikan pengobatan paling mutakhir seperti terapi Sel T CAR ini,” kata Dr Colin.

Berita Terkini Lainnya