TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sidang Doktoral Boy Rafli, Tito Karnavian Uji Sendiri Anak Buahnya

Tito pertanyakan soal isi disertasi hingga masalah UU ITE

ANTARA/Raisan Al Farisi

Bandung, IDN Times - Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Wakalemdiklat) Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar sukses menjalani sidang doktoralnya di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu(14/8).

Dalam sidang doktoral, mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini tidak hanya diuji oleh sembilan guru besar Unpad. Boy Rafli diuji langsung oleh atasannya yakni Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Bagaimana Kapolri menguji anak buahnya dalam sidang disertasi Boy Rafli berjudul "Integrasi Manajemen Media Dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter"? Yuk, kita simak.

1. Disidang langsung oleh Kapolri

ANTARA/Raisan Al Farisi

Dalam sidang promosi doktor Irjen Boy Rafli Amar, Kapolri menjadi anggota tamu tim penguji bersama sembilan guru besar Unpad disertasi yang berjudul 'Integrasi Manajemen Media Dalam Strategi Humas Polri Sebagai Aktualisasi Promoter'.

Di kesempatan tersebut Tito mencecar anak buahnya sendiri dengan sejumlah pertanyaan yang terkait penelitian disertasinya hingga Undang-undang ITE. Layaknya penguji, Tito menggunakan baju toga duduk dibagian depan bersama pimpinan sidang dan anggota tim penguji lainnya. 

"Di sini saya bukan sebagai Kapolri, Pak Boy mau jawab apa saja boleh. Saya dalam kapasitas akademik," kata Tito.

Dalam kesempatan tersebut Tito menyampaikan dihadapan Boy Rafli, dalam sebuah penelitian, permasalahan menjadi sebuah jantung. Sehingga melalui penelitian, diharapkan bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Tito menilai, dalam disertasi Boy, permasalahan cenderung melebar tanpa ada fokus permasalahan. Tito juga melihat dalam disertasinya, belum terlihat apakah menemukan teori baru atau mematahkan teori yang sudah ada.

"Disertasi S3 seharusnya isinya sudah harus men-chance teori. Men-chance itu menemukan teori baru atau paling mudah varian baru. Kedua, mematahkan teori yang ada atau ketiga menemukan teori baru. Di bagian solusi, kisaran praktis tapi tidak teoritis akademis. Apakah ini varian baru teori atau mematahkan teori atau menemukan teori baru. Kalau menemukan teori baru excellent. Silakan kalau mau ditanggapi boleh kalau tidak jiga tidak apa-apa," ujar Tito.

2. Ditanya soal manajemen media

IDN Times/Istimewa

Tidak cukup menanyakan soal adanya teori baru atau tidak. Tito kembali mengajukan pertanyaan berkaitan dengan manajemen media yang menjadi poin utama disertasi mantan Kadiv Humas Polri itu. Tito menanyakan apakah manajemen media ini perlu dukungan dari publik di era demokrasi ini.

"Saat ini kita anggap public support menjadi kritikal bagi Polri untuk survive. Menurut promovendus, kita menghadapi demokrasi liberal atau pancasila? Karena beda, ini akan menentukan public support kita harus all out atau tidak," kata Tito.

Tito lantas mengajukan pertanyaan lain. Tito menanyakan seberapa besar pengaruh manajemen media dalam membentuk Polri. Menurut Tito, hal ini perlu ditanyakan agar Polri bisa menentukan sikap di tubuh korps Bhayangkara itu.

"Lebih penting jor-joran memenej media sehingga opini terbentuk image Polri membaik atau lebih penting reformasi di internal Polri. Mana yang lebih penting? Manajemen medianya atau langkah lapangannya. Kalau simultan mana yang lebih dominan," kata dia.

Tito melanjutkan pertanyaannya. Tito menanyakan berkaitan dengan munculnya media sosial. Dia menanyakan tanggapan dari Boy terkait media sosial dan media konvensional yang sudah ada. Tito lantas mengajukan pertanyaan terakhir yang masih ada kaitannya dengan media sosial.

"Terakhir, bagaimana kita bisa kelola social media karena semua orang bisa jadi citizen jurnalis. Kita tahu social media saat pemilu capek kita hoax banyak sekali, dilakukan upaya penegakan hukum ITE, apakah promovendus menilai Undang-undang ITE sudah cukup? Atau perlu lebih keras lagi?," tuturnya.

Baca Juga: Sidang Doktoral di Unpad, Irjen Boy Rafli Sampaikan Keberhasilan Polri

Berita Terkini Lainnya