Percepat Digitalisasi di Sekolah, Cara Telkom Mencetak Guru Unggul
1.865 guru ikut pelatihan di Kantor Kemendikbud
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - PT Telkom terus mengakselerasi digitalisasi sekolah se-Indonesia dengan mengadakan Guru Unggul tingkat Nasional oleh Pijar Sekolah, sebuah aplikasi pembelajaran digital milik BUMN merah putih tersebut.
Kompetisi yang dihelat akhir pekan lalu di Gedung D Kantor Kemendikbud, Jakarta, itu diikuti total 1.865 guru dengan proses kompetisi dari Juli lalu. Hasilnya merujuk voting dan penilaian dewan juri, pemenang pertama Lutfi Hidayati dari SDIT Permata Hati, Bekasi, disusul Agussanaterny Ully (SMAN 3 Kupang, Nusa Tenggara Timur), dan terakhir Anggi Perdana (SMAN 1 Bintan Pesisir, Kepulauan Riau). Juga, dinobatkan finalis Guru Favorit yakni Roni, guru SDN Fatubai Fatubai, Nusa Tenggara Timur.
Direktur Digital Business Telkom Indonesia, Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, program Guru Unggul tersebut diselenggarakan untuk memberi ruang bagi para guru di Indonesia dalam mengembangkan kreativitas, inovasi, sekaligus inspirasi di dunia pendidikan.
“Diharapkan pemenang Guru Unggul dapat menjadi role model bagi guru-guru se-Indonesia untuk terus mengembangkan kompetensi melalui kanal pembelajaran digital,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu(5/10/2022).
1. Guru dihadapkan oleh tantangan amanat Nawacita dengan melaksanakan PPK
Menurut dia, para guru saat ini dihadapkan tantangan agar mampu mengimplementasikan amanat Nawacita dengan melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) kepada siswa yang memiliki lima nilai utama yaitu religius, nasionalis, gotong-royong, mandiri dan integritas.
Ketiga besar finalis Guru Unggul by Pijar Sekolah berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp50 juta untuk juara 1, Rp35 juta untuk juara 2, dan Rp15 juta untuk juara 3. Selain berkompetisi, 50 besar kandidat Guru Unggul juga mendapat pembekalan bootcamp yang diisi 8 sesi pelatihan mulai dari public speaking, komunikasi, hingga problem solving with logic.
Salah satu juri Dr. Dirgantara Wicaksono mengatakan, proses belajar mengajar kini tidak hanya berpusat kemampuan kognitif tetapi harus mencakup sejumlah keterampilan personal dan sosial lainnya yang tergabung kompetensi 4C abad 21 yang harus dimiliki peserta didik.
Kompetensi 4C terdiri dari Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills (kemampuan komunikasi) dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama).