TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lestarikan Wayang Golek, Taman Giri Harja Bakal Berdiri di Purwakarta

Luasnya 20 hektare dengan biaya pembangunan Rp50 miliar

IDN Times/Yogi Pasha

Purwakarta, IDN Times - Siapa yang tidak kenal dengan wayang golek. Salah satu tokohnya yang bernama Cepot sudah sangat legend terdengar ditelinga masyarakat Indonesia. Namun, perkembangan jaman dan teknologi, membuat pergeseran budaya mengancam kelestarian kesenian tradisional, khusunya Wayang Golek.

Untuk melestarikan seni dan budaya tradisional itu, pada akhir 2019, nanti, akan berdiri pusat pelestarian kebudayaan Sunda di Jawa Barat. Tempat itu akan bernama Taman Giri Harja. Pusat pelestarian kebudayaan Sunda tersebut berada di Kampung Cilodong, Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

Seperti apa konsep pusat pelestarian kebudayaan tersebut? Yuk, disimak.

1. Bernama Taman Giri Harja

IDN Times/Yogi Pasha

Pusat pelestarian kebudayaan Sunda yang berada di Kampung Cilodong, Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta ini akan berdiri diatas lahan seluas 20 hektare. Tempat tersebut diberi nama Taman Giri Harja. Rencananya pembangunan akan dilakukan dalam dua tahap.

Pada tahap pertama, pembangunan pusat pelestarian kebudayaan Sunda akan digarap diatas lahan seluas 10 hektare. Lokasi ini selain menjadi pusat pelestarian kebudayaan tentunya akan tempat wisata baru di Purwakarta.

Ketua DKM Tajug Gede Cilodong Dedi Mulyadi mengatakan, Taman Giri Harja menggunakan areal lahan di belakang masjid Tajug Gede Cilodong seluas 10 hektare.

“Tahap pertama bisa dikunjungi bulan Desember,” kata Dedi saat ditemui seusai Ground Breaking Taman Giri Harja, Rabu (6/3).

2. Taman Giri Harja menghabiskan biaya sebesar Rp50 miliar

IDN Times/Yogi Pasha

Lebih lanjut Dedi mengatakan, Taman Giri Harja yang dibagun diatas lahan seluas 20 hektar itu diperkirakan menghabiskan dana sebesar Rp50 miliar.

Nantinya, di lokasi ini akan memperkenalkan sistem kebudayaan Sunda. Tidak hanya urusan kesenian saja, taman ini juga diproyeksikan menjadi laboratorium pertanian yang mengedepankan sistem pertanian masyarakat sunda.

“Saya targetkan ada 100.000 jenis tanaman di Jawa Barat bahkan yang ada di Indonesia. Nanti ada di situ museumnya,” ujarnya.

3. Terinspirasi dari almarhum Asep Sunandar Sunarya

dok.IDN Times

Dedi mengakui, hadirnya Taman Giri Harja terinspirasi dari keluarga dalang Wayang Golek ternama di Jawa Barat yakni almarhum Asep Sunandar Sunarya yang berhasil memperkenalkan wayang golek sebagai kebudayaan asli Sunda ke seluruh dunia hingga diakui oleh Unesco sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tahun 2003.

“Abah Asep Sunandar Sunarya dalang yang sangat gemar terhadap domba Garut, dia gemar terhadap pertanian, peternakan, perikanan. Dia dalang tetapi dia juga seorang juru dakwah yang andal. Beliau memaknai filosofi tentang Islam yang rahmatan lil alamin begitu sempurna. Makanya kita sebut Abah Asep Sunandar Sunarya ini tokoh Islam sunda yang menerjemahkan Islam dalam konteks lingkungannya,” tuturnya.

4. Taman Giri Harja berkonsep seni, budaya dan pertanian

IDN Times/Yogi Pasha

Mantan Bupati Purwakarta ini menyebutkan, Taman Giri Harja yang rencananya bisa mulai dikunjungi pada Desember 2019, nanti bukan hanya untuk mempertahankan kesenian wayang golek.

Dedi mengatakan, di Taman Giri Harja nantinya akan tidak hanya dijadikan tempat belajar wayang golek. Tetapi, di lokasi ini akan ada lahan tanaman pertanian mulai dari pengenalan pohon jenis Pulai atau Lame (Alstonia Scholaris), padi jenis Huma, Pondok Abatasa untuk belajar mengaji, museum tanaman jenis padi, hingga pertunjukan kesenian lainnya.

“Disini akan ditanam lebih dari 5.000 pohon lame sebagai bahan baku wayang golek. Kita akan ajarkan mulai dari dipotong, sampai kemudian dibuat kerajinan, kemudian sampai dicat kemudian sampai ditampilkan. Ada latihan gamelan, museum ribuan jenis padi, dan kegiatan lainnya," ungkapnya.

Dedi berharap, dengan menggabungkan kesenian, pertanian dan agama, anak-anak hari ini bisa ikut merasakan bagaimana menjadi anak-anak di pedesaan.

“Kemudian kita akan ajarkan pemahaman anak tentang Islam, hingga nanti mereka belajar tentang bagaimana mempelajari huruf alif, ba, ta, tsa sampai, dengan teknologi baca Al-Quran dengan teknologi yang hari ini sudah bisa diakses lewat berbagai perangkat teknologi,” ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya