Viral Pria Mengaku Kuasai Keraton Kasepuhan Cirebon, Ini Sikap Sultan
Pintu keraton digembok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cirebon, IDN Times - Warga Cirebon, Jawa Barat dihebohkan dengan beredarnya video berisi kudeta Kesultanan Keraton Kasepuhan yang dikuasai Sultan Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, Minggu (28/6). Video itu tersebar luas di media sosial WhatsApp dan sedang menjadi perbincangan hangat masyarakat Cirebon.
Dalam video berdurasi semenit lebih itu, seorang pria mengaku akan mengambil alih keabsahan Kesultanan Keraton Kasepuhan yang dipegang oleh Sultan Arief. Sosok pria itu mengaku sebagai keturunan asli dari Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin. Atas dasar itu, dia melegitimasi diri sebagai pewaris sah atas kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Hari ini, Sabtu tanggal 27 Juni 2020, kami keturunan asli dari Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin, dengan ini menyatakan kami mengambil alih Keraton Kasepuhan dari tangan kekuasaan saudara Arief," ujarnya dalam video tersebut, seperti diterima IDN Times Jabar pada Minggu (28/6).
1. Mengembok pintu Bangsal Dalem Arum
Video lain juga menunjukkan pria itu datang ke Keraton dengan beberapa orang. Mereka datang dan menggembok pintu Bangsal Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon yang merupakan ruang utama keraton yang biasa digunakan Sultan Arief menerima tamu. Singgasana atau kursi kebesaran milik Sultan Arief pun didudukinya.
Pria yang belakangan diketahui bernama Rahardjo Djarot itu mengaku sebagai cucu dari Nji Mas Rukiah, istri kedua dari Sultan Sepuh XI. Dia mengaku sengaja menggembok pintu Bangsal Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon, dengan alasan kecewa lantaran kondisi Keraton Kasepuhan Cirebon tak terurus dengan baik.
"Saat saya sidak ke dalam area keraton, saya dapatkan Keraton Kasepuhan sudah rusak ya. Bangsal yang biasa dipakai menerima tamu banyak puntung rokok, banyak debu juga. Itu pertimbangan saya melakukan tindakan ini, " kata Rahardjo kepada wartawan, Minggu (28/6).