TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasien COVID-19 Marah dan Buka Masker, Perawat Gunung Jati jadi Korban

Peristiwa itu membahayakan tenaga medis

Pemantauan pasien ruang isolasi di RSD Gunung Jati Cirebon. IDN Times/Wildan Ibnu

Cirebon, IDN Times - Perawat Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati yang dinyatakan positif terjangkit virus corona atau COVID-19, ternyata sempat menangani pasien dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) beberapa waktu lalu. Pasien tersebut diketahui sempat mengamuk saat ditangani tim medis akibat merasa tak puas dengan pelayanan rumah sakit.

Pihak rumah menyangkal bahwa pasien tersebut tidak ditangani dengan baik. Sebab, dalam kondisi darurat petugas medis RSD Gunung Jati merasa kewalahan menangani pasien, ketersediaan ruang isolasi sudah kosong. Sehingga petugas memilih merujuk pasien ke RSUD Waled.

"Perawat tersebut kontak dengan pasien PDP. Perawat itu yang menangani pasien yang mengamuk, yang dirujuk ke RSUD Waled dan yang marah-marah. Pasien itu mengeluh karena pelayanan tidak maksimal," ujar Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis saat memberikan keterangan pers di Balai Kota Cirebon, Rabu (22/4).

1. Belakangan diketahui pasien yang ditangani perawat ternyata positif

Wali Kota Cirebon menyampaikan kronologi perawat RSD Gunung Jati yang positif. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Azis mengimbau kepada masyarakat, khususnya pasien agar bersabar saat menjalani perawatan di rumah sakit. Sebab, dalam situasi pandemi COVID-19 ini, petugas medis di semua rumah sakit sedang kewalahan menghadapi pasien dengan kasus penyakit yang sedang mewabah ini.

Menurutnya, kejadian pasien mengamuk pada saat itu terjadi lantaran pasien merasa tak puas. Bahkan, untuk meluapkan kekesalannya, pasien sempat membuka masker dan berkontak dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

"Maret ada kabar bahwa pasien itu positif. Kemudian dokter dan yang berkontak dengan pasien diuji swab, semuanya negatif. Kecuali tenaga kesehatan (perawat) tersebut," ujarnya.

2. Wali Kota meminta pasien jangan marah-marah

Lingkungan RSUD Gunung Jati. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Untuk itu, dia berpesan kepada masyarakat dan pasien untuk memaklumi pelayanan yang belum maksimal dan menerima saran dokter. Menurutnya, pasien hendaknya jujur, sabar, dan memaklumi kondisi, jangan berupaya menambah masalah baru. Karena hal itu bisa mengancam keselamatan dokter, tenaga kesehatan, dan pasien-pasien yang lain.

"Jujur ya, semua rumah sakit itu belum siap dalam menghadapi keadaan darurat seperti ini. Mohon dimaklumi, jangan menambah masalah baru, jangan marah-marah. Karena bisa mengancam bagi nakes dan pasien-pasien lain," kata Azis.

3. UGD sempat ditutup sementara

Ilustrasi ruang PICU. IDN Times/Istimewa

Usai mendapat kabar bahwa salah satu perawatnya terpapar virus Corona dini hari, pihak RSD Gunung Jati langsung melakukan screening dan sterilisasi lingkungan rumah sakit. Bahkan, ruangan UGD ditutup sementara untuk mendata petugas medis dan dokter yang melakukan kontak langsung dengan perawat tersebut.

"Ruang UGD rumah sakit sempat ditutup sementara, dari jam 1 malam sampai pagi, untuk tracking siapa saja yang pernah kontak. Sekarang, pelayanan sudah berjalan normal kembali," katanya.

Berita Terkini Lainnya