Kisah Miris Petugas Pemilu di Sukabumi, Bertaruh Nyawa di Atas Sungai
Menempuh perjalanan darat dan air demi pemilu lancar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sukabumi, IDN Times - Beberapa hari terakhir ini marak pemberitaan mengenai banyaknya petugas pemilu yang meninggal dunia atau sakit akibat kelelahan. Namun, tidak semua publik mengetahui seperti apa perjuangan mereka dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara.
Para petugas lapangan ini rela bekerja keras untuk mempersiapkan segala kebutuhan pemilu, pelaksanaan pemungutan suara hingga proses penghitungan suara. IDN Times mencoba menelusuri jejak kerja para petugas pemilu di pelosok Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Kecamatan Cibitung.
Di daerah ini, tepatnya di Desa Cidahu yang berada di seberang Sungai Cikaso hanya bisa ditempuh dengan satu alat transportasi yakni perahu bermesin tempel. Penduduk di desa tersebut sekitar 27.979 jiwa.
Dari titik inilah, kisah perjuangan para petugas pemilu berawal. Jika hanya sekedar jatuh sakit akibat kelelahan, mungkin bukan hal yang menakutkan untuk para anggota Panitia Pemilu (PPK) maupun Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Bagi mereka menggelar pemilu dengan cara bertaruh nyawa adalah ancaman sesungguhnya yang harus dilalui setiap kali akan digelarnya momen pemilihan umum, baik pilkada, pileg maupun pilpres.
"Selama bertahun-tahun ini, Kecamatan Cibitung merupakan daerah yang selalu menjadi perhatian bagi kami maupun pemerintah daerah karena wilayahnya sulit untuk dijangkau karena harus menggunakan perahu," ungkap Ketua KPU Kabupaten Sukabumi Ferry Gustaman.
1. Diawali pendistirbusian logistik yang penuh ketegangan
Karena hanya bisa ditempuh dengan menggunakan perahu, maka sudah pasti saat menjelang pemilu 2019 lalu, sarana transportasi itulah yang menjadi satu-satunya armada untuk mengangkut seluruh logistik yang akan didistribusikan ke beberapa TPS yang ada di Desa Cidahu.
Sekilas tahapan pendistirbusian tersebut akan berlangsung sangat mengasyikan. Sebab para petugas tentunya bisa menikmati setiap detik perjalanan menggunakan perahu mengarungi sungai dengan pemandangan hutan yang berderet di setiap tepiannya. Namun ternyata tidak seperti yang dibayangkan, proses pengiriman logistik itu harus mereka lalui dengan cara bertaruh nyawa.
"Situasinya sangat menegangkan karena musim penghujan sehingga kondisi sungai tengah meluap. Kala itu kami tidak hanya memikirkan soal keselamatan logistik saja, tetapi juga menyangkut nyawa kami yang sangat terancam, apalagi perahu yang ditunggangi rawan terbawa arus sungai yang cukup deras, " ungkap Ketua Panitia Pemilu Kecamatan (PPK) Kecamatan Cibitung, Ujang Suherli.