TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertanian Sistem Presisi yang Didukung Prabowo Panen Hari Ini

Pertanian presisi diklaim jitu dukung ketahanan pangan

Lahan pertanian sistem presisi di Cisaat, Bekasi (IDN Times/Istimewa)

Bekasi, IDN Times – Pada Jumat (12/2/2021), sekira pukul 08.00-11.00 WIB, Pusat Penelitian dan Pengembangan Diklat PT. Agro Industri Nasional (Agrinas) di Cisaat, Bekasi, memasuki masa panen hari pertama. Di lahan tersebut, Agrinas menerapkan pertanian dengan sistem presisi (precision agriculture).

Dengan berhasilnya uji coba itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mendukung penerapan teknologi presisi ini mengatakan jika masyarakat harus semakin akrab dengan berbagai teknologi yang hadir guna menunjang pertanian. Seperti dalam sistem presisi, selain untuk pangan, teknologi juga membantu pertanian komoditas buah-buahan dan hortikultura.

“Kami harapkan dengan uji coba ini publik bisa melihat upaya peningkatan produktivitas pangan dengan teknologi pertanian presisi untuk kelak bisa diterapkan di lahan yang lebih luas. Ini adalah cara baik dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata dia, dalam rilis yang diterima IDN Times, Jumat (12/3/2021).

1. Sistem presisi sejauh ini diklaim berpotensi tingkatkan produktivitas tani

Lahan pertanian sistem presisi di Cisaat, Bekasi (IDN Times/Istimewa)

Lahan uji coba padi dengan varites Inpago (Inbrida Padi Gogo) ini menempati petak seluas 3 ribu meter persegi. Di atas lahan itu, pola tanam padi dengan model pertanian presisi ini memungkinkan jarak tanam menjadi lebih padat sekitar 5 x 5 cm.

Kecilnya jarak tanam tersebut tentu berhasil menghemat penggunaan lahan pertanian, dibandingkan dengan cocok tanam konvensional bisa menghabiskan luas hingga 30 x 40 cm.

Prakitknya, sistem pertanian presisi dilakukan dengan populasi batang padi yang lebih padat di area tanam, juga adanya pemasangan pipa-pipa kecil pengantar pupuk dan air (fertigation system pipe).

“Prediksi kami bisa mencapai sekitar 3 sampai 4 kali lipat (hasil panennya) dari pola cocok tanam konvensional. Teknologi ini sangat cocok untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional,” kata Mayor Jenderal Dadang Hendrayudha, yang hadir dalam kegiatan tersebut, dalam rilis yang sama.

2. Melanjutkan uji coba kualitas dan kuantitas gabah

Lahan pertanian sistem presisi di Cisaat, Bekasi (IDN Times/Istimewa)

Selanjutnya, pelaksana penanaman pertanian presisi, PT. Buwana Selaras Investment. akan melakukan penelitian kualitas dan kuantitas gabah kering panen yang akan dihasilkan dari varietas Inpago 10 ini.

“Setelah panen perdana ini secepatnya akan kami lakukan uji coba penanaman dengan varietas lain untuk mendapatkan hasil terbaik dari aspek kualitas dan kuantitas gabah kering panen,” ujar Widjajanto yang mewakili tim konsultan penerapan pertanian presisi dari Prancis, Lead Tech International (LTI).

Di sisi lain, saat ini Agrinas sedang melakukan uji coba singkong dengan jarak tanam cukup padat sekitar 50 x 50 cm. Di petak uji yang sama, mereka pun menggelar uji coba dengan jarak tanam konvensional 1 x 1 meter. Hasilnya diklaim menggembirakan.

“Pemantauan secara fisik, dari berat, panjang singkong, hingga diameter menunjukkan tidak ada perbedaan yang signfikan dari penggunaan dua jarak tanam tersebut. Artinya, kita bisa meningkatkan produktivitas singkong,” sambung Widjajanto.

3. Bagaimana cara kerja sistem presisi?

Lahan pertanian sistem presisi di Cisaat, Bekasi (IDN Times/Istimewa)

Awalnya, teknologi pertanian presisi ini diadopsi Prabowo Subianto dari sistem yang sudah diterapkan di sejumlah negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah. Penerapan sistem presisi ini disertai dengan pemasangan pipa khusus (dripping lines), sensor, dan penyediaan ruang kontrol (control room) di sekitar lahan pertanian.

Dengan hadirnya teknologi ini, petani memiliki kemudahan untuk memonitor kebutuhan air hingga pupuk dari setiap tanaman. Sensor yang tertanam dalam alat itu akan mengirim sinyal jika lahan tani memerlukan air. Sinyal tersebut kemudian dikirim ke ruang kontrol, dan kebutuhan air juga pupuk akan disalurkan sesuai dengan kebutuhan.

Di area pertanian seluas lima hektar itu, tidak kurang dari 26 jenis komoditas telah diuji cobakan. Lahan itu juga di antaranya mencakup delapan unit green house yang berisi aneka sayuran dan buah (melon, kangkung, kalian, cabai, tomat, pakcoy); lahan terbuka berisi padi, singkong, tebu, kapas, jahe merah; dan areal perkebunan berisi mangga, jeruk, lemon, alpukat, manggis, kopi, coklat hingga sagu.

Berita Terkini Lainnya