MUI: Ceramah Nama Pulau Indonesia Rahmat Baequni Gunakan Ilmu Kirata
MUI minta sejarawan lawan argumen Rahmat Baequni
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Nama ustaz Rahmat Baequni kembali mendadak viral di media sosial. Sebelumnya, Baequni sempat mempersoalkan desain masjid Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan menyebutnya sebagai simbol dajjal karena banyak bentuk segitiga di bangunan tersebut.
Namun, tidak lama setelah pertemuan Rahmat Baequni dan Ridwan Kamil di Pusdai, Kota Bandung, nama ustadz ini kembali jadi perbincangan netizen. Kali ini, dirinya melakukan ceramah dan menjabarkan mengenai arti nama-nama pulau di Indonesia dengan definisi yang dianggap kabur.
Bagi Majelis Ulama Indonesia, apa yang dijabarkan Rahmat dalam pendefinisian nama-nama pulau di Indonesia adalah sebuah kesalahan. Ceramahnya dianggap tak ilmiah, bahkan cenderung menggunakan dasar pemikiran yang asal-asalan.
1. Rahmat pakai metode Kirata
Sekretaris MUI Jawa Barat, Rafani Akhyar, kepada wartawan mengatakan jika Rahmat telah menggunakan metode Kirata dalam ceramahnya tentang nama-nama pulau di Indonesia.
“Anda tahu Kirata? Kirata itu kira-kira nyata, alias cocoklogi. Ya, dicocok-cocokin agar bisa menjadi ideologi baru,” kata Rafani, di kantornya, Jalan L.L.R.E Martadinata, Kota Bandung, Selasa (18/6).
Dengan mendefinisikan sesuatu lewat metode Kirata, kata Rafani, Rahmat secara tidak langsung telah berupaya menciptakan pengaburan sejarah. Maka, ia menilai apa yang disampaikan sang ustaz terkait ceramah viralnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.