TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keterangan Saksi Soal Pungli di SMPN 2 Kota Bandung

Bagaimana SMPN 2 Bandung memungut duit orang tua siswa?

IDN Times/Galih Persiana

Bandung, IDN Times – Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bandung, Agus Deni Syaeful, pada Senin (19/2) diperiksa Tim Satgas Saber Pungli (Satuan Tugas Sapu Bersi Pungutan Liar) karena dugaan pungutan liar pada orang tua murid. Dalam perkara tersebut, ia dikabarkan meminta uang untuk biaya pembangunan taman.
 
IDN Times mencoba menemui Agus di Kantornya di SMPN 2 Bandung. Hari ini ia masih aktif bertugas seperti biasa, sambil menunggu perkembangan kasus yang menimpanya.

1. Kepala sekolah enggan menjawab

dok.IDN Times

Kepada IDN Times, Agus mengatakan jika peristiwa sebenarnya tak seperti yang diberitakan. Ia merasa tidak memungut duit liar kepada para orang tua siswa.
 
“Saya masih menunggu kabar dari Inspektorat Kota Bandung, jadi belum bisa memberi statement,” kata Agus di SMPN 2 Bandung, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Selasa (19/2).

2. Sepenting apa pembangunan taman?

IDN Times/Galih Persiana

Pembangunan taman di tengah SMPN favorit itu memang dianggap perlu, mengingat sekolah memiliki lahan tak terpakai. Menurut sumber IDN Times, lahan tersebut dulunya merupakan ruangan kelas yang kini telah dirobohkan.
 
“Agar sekolah bersih, sejuk. Lagian kalau tidak dibangun taman, lahan itu bikin siswa kotor. Sekolah juga jadi kotor karena becek, hingga ke dalam kelas,” ujar sumber IDN Times, Selasa (19/2).

3. SMPN 2 Bandung masuk dalam titik Adipura

Dok. Kementerian LHK

Kebersihan di lingkungan sekolah menjadi penting karena SMPN 2 Bandung termasuk dalam area yang dipantau penghargaan Adipura untuk Kota Bandung. Maka itu, tak heran jika lahan tak terpakai tersebut ingin dibikin taman.
 
Sebelum penghargaan Adipura diserahkan, kawasan di sekitar SMPN 2 Bandung bisa dibilang mewakili Kota Bandung. Lokasinya terdapat di pusat kota, berdekatan dengan Pusat Pemerintahan Kota Bandung dan Polrestabes Bandung.

4. Duit pungli untuk keramik

(Ilustrasi uang) IDN Times/Sukma Shakti

Duit pungli yang diperkarakan oleh Tim Satgas Saber Pungli kurang lebih sebesar Rp500 ribu. Awalnya, SMPN 2 Bandung meminta bantuan orang tua murid berupa material pembangunan taman, bukan uang.
 
Namun, seorang wali murid yang ingin menyumbang tegel tidak menemukan seri yang diminta. Mencari tegel dengan model tertentu memang agak sulit. “Akhirnya, daripada repot, orang tua murid itu mentransfer uang saja dan minta dicarikan oleh pihak sekolah,” tuturnya.
 
Uang tersebut konon ditransfer ke rekening pribadi kepala sekolah. Akibatnya, aliran dana itu dianggap maladminstrasi karena semestinya donasi orang tua murid masuk ke rekening Komite Sekolah.

Berita Terkini Lainnya