TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jalur Leter U, Titik Maut di Tasikmalaya yang Perlu Diwaspadai Pemudik

Tiap tahunnya jalur itu memakan korban

IDN Times/Galih Persiana

Tasikmalaya, IDN Times – Tiga tahun lalu, tepatnya pada Jumat 1 Juli 2019, Mulyono urung berlebaran bersama keluarganya di Sidareja, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Sepeda motor Honda GL Pro yang dikendarainya dari arah Bandung kehilangan kendali ketika melintasi jalur leter U, Jalan Gentong, Kabupaten Tasikmalaya. Mulyono jatuh, dan terlindas bus yang datang dari arah berlawanan. Ia meninggal dunia di tempat.

Peristiwa tiga tahun tersebut masih jelas tergambar di ingatan Ahmad Mulyana, seorang petani yang tinggal di kawasan tempat Mulyono meregang nyawa. “Waktu itu sedang arus mudik (2016). Dia (Mulyono) jadi korban pertama di leter U,” kata Ahmad, kepada IDN Times, selepas bertani, Rabu (22/5).

Nama resmi jalan tersebut sebenarnya Jalan Raya Sumedang-Cibeureum (masuk dalam Jalan Nasional III). Namun, masyarakat menjuluki jalan itu dengan nama letter U, karena tikungan tajam yang berkelok dua kali membentuk huruf U. Setiap tahunnya, jalan itu tercatat memakan korban.

1. Mengapa leter U amat berbahaya?

IDN Times/Galih Persiana

Berbeda dengan mudik via jalur utara Jawa Barat, Pantura, jalur selatan Jawa Barat dikenal dengan trek yang berkelok-kelok. Terhitung sejak memasuki Kabupaten Garut, tikungan tajam kerap ditemui di sepanjang jalan.

Tapi leter U berbeda, kata Kepala Polisi Sektor Kadipaten (Gentong), Ajun Komisaris Erustiana. Ia mengatakan, tikungan leter U di bawah wilayah hukumnya, terasa sangat tajam.

“Karena sebelum masuk ke tikungan leter U, pengguna jalan lebih dulu melintasi turunan. Seringkali pengemudi masuk ke leter U dengan kecepatan tinggi, sehingga tak dapat mengontrol kendaraannya,” ujar Erustiana, ketika ditemui IDN Times di kantornya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (22/5).

2. Jalan mengerucut leter U

IDN Times/Galih Persiana

Tak hanya itu sebenarnya alasan mengapa leter U menjadi jalur yang amat membahayakan pemudik tiap tahunnya. Menurut pantauan IDN Times, tepat pada titik tikungan, jalan raya mengerucut. Jika sebelumnya Jalur Gentong dapat diisi empat mobil dari kedua arah, maka tepat di titik tikungan, jalan raya hanya bisa dilewati dua mobil saja.

Hal itu dibenarkan Erustiana. Menurutnya, bentuk jalan tersebut akan menyulitkan semua pengendara, terutama kendaraan besar macam bus. “Soalnya kendaraan besar kan perlu ruang untuk belok. Nah, ketika itu mereka sering kebablasan,” katanya.

3. Leter U bikin kaget pengendara

IDN Times/Galih Persiana

Maka itu, Erustiana berharap baik pengendara segudang mau pun sedikit pengalaman agar selalu berhati-hati ketika memasuki leter U. Zaenal, seorang warga Bandung yang mengaku sering melakoni perjalanan menuju Kota Banjar, menceritakan pengalamannya waktu pertama kali melintasi jalur itu.

“Waktu pertama kali lewat saya sendirian. Lagi enak melaju dari ketinggian, tiba-tiba saya kaget karena harus belok tajam sekali. Belokannya patah, lah,” tutur dia, kepada IDN Times. Maka itu, lanjut Zaenal, acap kali memasuki daerah Gentong, ia selalu ingat jalur leter U.

Berita Terkini Lainnya