Hari Gizi, Bagaimana Kondisi Penderita Anemia Indonesia Saat Ini?
Kasus anemia sering terjadi pada remaja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Pemerintah Indonesia mengklaim bahwa permasalahan gizi bagi masyarakatnya bergeser ke arah yang lebih baik bila merujuk hasil Riskesdas 2018 tentang prevalensi balita kurang gizi, stunting, dan gizi menurun.
Namun, dalam perjalanannya, kekurangan gizi di usia remaja masih terjadi, di antaranya ialah anemia. Indikator satu ini agak berbeda, karena berdampak dalam hitungan jangka pendek di kehidupan sehari-hari seperti misalnya dalam belajar dan beraktivitas, dan dampak jangka panjang untuk generasi selanjutnya.
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Dhian P. Dipo mengatakan, upaya mencegah anemia erat kaitannya dengan asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Data Susenas pada 2015 hingga 2019 memperlihatkan perbaikan pola konsumsi penduduk, di mana terdapat peningkatan asupan energi dan protein masyarakat.
1. Hanya 1 dari 10 orang penduduk Indonesia yang cukup mengonsumsi sayur dan buah
Secara nasional rata-rata konsumsi energi dan protein sudah berkisar di atas standar kecukupan gizi. Namun, perbaikan pola konsumsi harian masih perlu ditingkatkan mengingat kecenderungan mengonsumsi makanan berisiko kesehatan yang masih tinggi. Faktanya, hanya 1 dari 10 orang penduduk Indonesia yang cukup mengonsumsi sayur dan buah.
"Buah dan sayur memberikan sumbangan vitamin dan mineral yang penting untuk kelancaran fungsi tubuh, menjaga imunitas, dan tentunya juga menjaga tubuh tetap sehat bebas anemia. Kondisi ini memperlihatkan bahwa konsumsi harian kita masih belum bergizi seimbang," kata Dhian dalam Webinar dengan tema "Remaja Sehat Bebas Anemia dalam rangka Hari Gizi Nasional (HGN) ke-61, Jumat (26/2/2021).
Dhian menambahkan, bila diterapkan dengan betul, konsumsi gizi seimbang dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup sehat. Konsumsi gizi seimbang dengan minum tablet tambah darah (TTD) sekali dalam sepekan, terutama pada remaja puteri, dapat mencegah terjadinya anemia.
Menurut Dhian, saat ini pemerintah masih memiliki tantangan terkait pola konsumsi masyarakat. Salah satu upaya dalam menanganinya ialah pendidikan program gizi di sekolah dan di kalangan masyarakat secara umum.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan para remaja yang berkontribusi untuk perbaikan gizinya. Pengetahuan dan aktivitas baik ini semoga dapat dapat ditularkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat, demi terciptanya generasi Indonesia bebas masalah gizi dan maju," ujarnya.