3 Tokoh Politik Dunia yang Dibunuh Secara Tragis
Perdamaian memang memerlukan pengorbanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Dalam setiap keputusan politik, setiap pemimpin mesti mempertimbangkan berbagai hal. Satu di antaranya ialah dengan sebisa mungkin tidak merugikan pihak mana pun, terutama masyarakat yang dipimpinnya.
Lalu, apa jadinya jika keputusan politik itu tidak disukai masyarakatnya? Jawabannya bisa berarti mengakhiri hidup mereka di tangan pihak-pihak yang tidak menyukainya. Artinya, bagi mereka, menandatangi keputusan politik sama dengan meneken surat kematian.
Dari puluhan tokoh yang mati secara tragis lantaran keputusan politiknya, berikut IDN Times menghimpun kisah kematian tragis dari tiga tokoh di antaranya (dari era 1980-an sampai 2000-an):
1. Anwar Al-Sadat
Setelah didapuk sebagai Presiden Ketiga Mesir pada 1970, Anwar Al Sadat membuat sebuah gebrakan yang bikin semringah dunia barat. Ia meneken perjanjian perdamaian denga Israel, yang dianggap oleh dunia barat sebagai jalan keluar daripada permasalahan yang terjadi di timur tengah.
Anggapan itu tak berlaku bagi orang-orang timur tengah. Di dunia Arab, perjanjian damai dengan Israel hanya dipandang sebagai pengkhianatan atau secara tidak langsung telah takluk pada kekuatan imperialisme Amerika Serikat. Bagi Anwar, menandatangani perjanjian tersebut sama dengan meneken surat kematiannya sendiri.
Peristiwa itu jatuh pada 6 Oktober 1981, di mana Mesir menggelar parade militer di Kairo untuk memperingati Perang Yom Kippur (1973). Dalam acara itu, Presiden Anwar Al Sadat yang mengenakan pakaian marshal berwarna biru duduk di tengah barisan pertama bersama Perdana Menteri Hosni Mubarak.
Satu jam setelah parade berlangsung, jet penyerang terbang dengan kecepatan tinggi sambil mengeluarkan asap berwarna-warni yang menarik perhatian semua orang di sana.
Di saat yang bersamaan, sebuah truk dengan senajta mensin berhenti tepat di depan tempat duduk Anwar. Seorang perwira, Letnan Khlaed Ahmed Islambouli keluar dari pintu sopir, mendekati Sang Presiden, dan melemparkan granat kepadanya. Tak berhenti di sana, sekelompok tentara berdiri d belakang truk tersebut dan memberondong Anwar dengan tembakan.