TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Tokoh Politik Dunia yang Dibunuh Secara Tragis

Perdamaian memang memerlukan pengorbanan

pixabay.com

Bandung, IDN Times – Dalam setiap keputusan politik, setiap pemimpin mesti mempertimbangkan berbagai hal. Satu di antaranya ialah dengan sebisa mungkin tidak merugikan pihak mana pun, terutama masyarakat yang dipimpinnya.

Lalu, apa jadinya jika keputusan politik itu tidak disukai masyarakatnya? Jawabannya bisa berarti mengakhiri hidup mereka di tangan pihak-pihak yang tidak menyukainya. Artinya, bagi mereka, menandatangi keputusan politik sama dengan meneken surat kematian.

Dari puluhan tokoh yang mati secara tragis lantaran keputusan politiknya, berikut IDN Times menghimpun kisah kematian tragis dari tiga tokoh di antaranya (dari era 1980-an sampai 2000-an):

1. Anwar Al-Sadat

https://www.biography.com/political-figure/anwar-el-sadat

Setelah didapuk sebagai Presiden Ketiga Mesir pada 1970, Anwar Al Sadat membuat sebuah gebrakan yang bikin semringah dunia barat. Ia meneken perjanjian perdamaian denga Israel, yang dianggap oleh dunia barat sebagai jalan keluar daripada permasalahan yang terjadi di timur tengah.

Anggapan itu tak berlaku bagi orang-orang timur tengah. Di dunia Arab, perjanjian damai dengan Israel hanya dipandang sebagai pengkhianatan atau secara tidak langsung telah takluk pada kekuatan imperialisme Amerika Serikat. Bagi Anwar, menandatangani perjanjian tersebut sama dengan meneken surat kematiannya sendiri.

Peristiwa itu jatuh pada 6 Oktober 1981, di mana Mesir menggelar parade militer di Kairo untuk memperingati Perang Yom Kippur (1973). Dalam acara itu, Presiden Anwar Al Sadat yang mengenakan pakaian marshal berwarna biru duduk di tengah barisan pertama bersama Perdana Menteri Hosni Mubarak.

Satu jam setelah parade berlangsung, jet penyerang terbang dengan kecepatan tinggi sambil mengeluarkan asap berwarna-warni yang menarik perhatian semua orang di sana.

Di saat yang bersamaan, sebuah truk dengan senajta mensin berhenti tepat di depan tempat duduk Anwar. Seorang perwira, Letnan Khlaed Ahmed Islambouli keluar dari pintu sopir, mendekati Sang Presiden, dan melemparkan granat kepadanya. Tak berhenti di sana, sekelompok tentara berdiri d belakang truk tersebut dan memberondong Anwar dengan tembakan.

2. Yitzak Rabin

https://free.messianicbible.com

Masyarakat Israel sepertinya tak menyangka bahwa setelah menjadi Perdana Menteri Israel pada 1992, Yitzak Rabin menjadi sosok yang berbeda. Pria yang menjalani hampir seluruh hidupnya sebagai tentara dan pernah berperang melawan Arab dalam peristiwa “Perang Enam Hari” ini tiba-tiba menjadi sosok pembawa kedamaian bagi berbagai konflik politik Israel.

Salah satu aksi perdamaian yang dilakukan Rabin ialah mau berkompromi dengan orang-orang Palestina, terutama yang tinggal di wilayah yang diduduki Israel sejak 1967. Tak berhenti sampai di sana, Rabin juga memberikan kekuasaan bagi Palestina untuk memerintah wilayah Tepi Barat dan Gaza. Akibatnya, banyak masyarakat Israel yang geram terutama setelah lahirnya berbagai perjanjian antara Rabin dan Pemimpin Palestina, Yasser Arafat.

Mahasiswa Universitas Barhan berusia 25 tahun bernama Yigal Amir adalah salah satu orang yang membenci berbagai keputusan Rabin. Selain aktif mengikuti demonstrasi untuk menentang sikap Rabin, Amir juga nekad karena mengakhiri hidup Rabin melalui tangannya.

Pada malam hari tanggal 4 November 1995, sebuah demonstran balasan dengan tema “Damai Ya, Kekerasan Tidak” digelar di Kings of Israel Square, Tel Aviv. Rabin dan istrinya, Leh, tiba di alun-alun itu dan memberi reaksi bagi sekitar 100 ribu pendukungnya di sana.

Di sisi lain, Amir mengendap-endap sambil menunggu Rabin di sekitar tempat mobil sang Perdana Menteri terparkir. Ketika pidatonya selesai, Rabin meninggalkan panggung dan dikawal oleh lima pengawalnya. Saat Rabin hendak masuk ke dalam mobilnya, Amir menghampiri dan menembakkan tiga peluru ke arah punggungnya.

Rabin kemudian dibawa ke rumah sakit dengan jarak yang tak terlalu jauh. Meski demikian, beberapa jam setelah peristiwa, pihak rumah sakit mengumumkan bahwa Perdana Menteri Israel itu telah meninggal dunia.

Hingga saat ini, kematian Rabin masih menjadi kontroversi. Beberapa pihak berpendapat bahwa Amir tidak membunuh sang Perdana Menteri karena tidak menggunakan peluru asli.   

Berita Terkini Lainnya