TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Bencana, BPBD Jabar Klaim Punya Peta Rawan hingga Tingkat Desa

Kewaspadaan dan kesadaran masyarakat krusial menekan korban 

Ilustrasi droping air bersih .(dok. istimewa)

Bandung, IDN Times - Bencana alam telah menjadi perhatian di setiap daerah. Di Jawa Barat, seluruh jenis kebencanaan mulai banjir, longsor, gempa bumi, hingga tsunami sangat berpotensi terjadi.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, sebanyak 14 daerah masuk dalam kategori risiko bencana tinggi dan 13 daerah lainnya berisiko masuk dalam lokasi bencana sedang. Artinya, tidak ada daerah di Jabar yang masuk kategori risiko bencana rendah.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jabar Dani Ramdan menyatakan, sebagai salah satu provinsi yang rawan terhadap bencana, pihaknya telah menyusun kajian risiko dan peta rawan bencana hingga ke tingkat desa. Hal itu dilakukan agar masyarakat memahami kondisi kebencanaan di lingkungannya. Pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk tetap waspada amat krusial.

"Hanya gempa yang tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadi. Tapi kalau banjir, kita lihat dari kondisi alam termasuk banjir rob karena air laut yang naik. Sedangkan, tsunami dan gempa tidak bisa diprediksi," kata Dani, Selasa (19/1/2021).

1. Penyusunan peta kerawanan berdasarkan kabupaten/kota

Istimewa

Setelah peta rawan bencana disusun, kata Dani, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana penanggulangan bencana (RPB) di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Dari RPB itu, rencana kontingensi jenis kebencanaan untuk setiap kabupaten/kota dapat disusun.

"Dari rencana dan peta rawan bencana itu, pemerintah desa bisa menyusun, misalnya jalur evakuasi manakala akan berpotensi bencana, tempat evakuasi atau pengungsian. Kalau itu sudah ditambah kesiapan personel dan peralatan bencana, maka bencana itu bisa kita hadapi," ucapnya.

"Ada yang bisa kita cegah, ada yang tidak bisa, seperti gempa. Tapi, kalau kita punya kesiapsiagaan, paling tidak bisa meminimalisasi dampak atau risiko," imbuhnya.

2. Kesadaran masyarakat penting dalam mencegah dampak bencana

Ilustrasi simulasi bencana. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Kewaspadaan dan kesadaran masyarakat akan potensi bencana menjadi mutlak. Selain untuk mencegah terjadi bencana, dua hal tersebut dapat meminimalisasi potensi korban meninggal dunia dan kerugian harta benda.

Dani mengatakan, jika masyarakat sadar akan potensi bencana di lingkungan sekitarnya, maka mereka dapat melakukan mitigasi bencana. Contohnya, dengan rutin memeriksa dan membersihkan saluran-saluran air di sekitarnya, supaya tidak tersumbat oleh sampah atau material lainnya. Memeriksa tebing-tebing, apakah vegetasinya atau tembok penahan tanahnya masih bagus.

"Dalam kondisi demikian khususnya ketika terjadi hujan lebat, sebaiknya masyarakat yang bermukim di sekitar tebing seperti itu melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman," ucapnya.

Hal yang sama bisa dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Jika tinggi muka air sungai sudah mencapai level yang membahayakan, segera lakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

Berita Terkini Lainnya