Upaya Tes Massal COVID-19 di Pesantren Sulit karena Keterbatasan Alat
Pesantren yang berasrama bisa jadi ladang subur COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Sejumlah pesantren di Jawa Barat mulai beraktivitas melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasa di tengah pandemik COVID-19. Sayangnya, pembukaan ini tidak disertai dengan pengetesan massal COVID-19 kepada para santri maupun pengurus pesantren.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, Pemprov Jabar sebenarnya ingin melakukan rapid test secara massal di berbagai daerah termasuk dalam satu pesantren. Namun, karena keterbatasan alat pengetesan maka keinginan tersebut sulit terwujud.
"Ya bukan soal rapid test tidak rapid test-nya. Barangnya yang kami mau tidak ada," ujar Ridwan Kamil usai menghadiri rapat di Gedung DPRD Jabar, Selasa (14/7/2020).
1. Kita hanya memaksimalkan apa yang ada
Emil mengatakan, selama ini pihaknya ingin melakukan pengetesan dengan cara swab atau tes usap. Tapi karena barangnya tidak ada dan harganya melambung sehingga upaya itu sulit dilakukan.
Karena hanya rapid test, maka barang ini yang dimanfaatkan walaupun hasil tesnya masih belum ideal. "Kalau memang alat PCR (swab) ada jumahnya berjuta-juta ya ngapain kita pakai alat yang lain," ujarnya.
Baca Juga: Virus Corona Masuk Pesantren, 11 Santri Pondok Gontor Positif COVID-19
Baca Juga: Tantangan Pesantren Berbasis Asrama dalam Terapkan Era New Normal