Tim Investigasi PPDB Cek Pendaftar Miliki Alamat Serupa di Bandung
Salah satu alamat yang digunakan serupa SMP 2 Bandung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Ketua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA 3 Bandung mengatakan, Tim Investigasi PPDB sudah melakukan pengecekan terkait dengan adanya laporan delapan siswa yang memiliki alamat sama di Jalan Kalimantan nomor 12 berjumlah empat dan Jalan Bali nomor 15 berjumlah delapan pendaftar. Pengecekan ini dilakukan karena para peserta tersebut mendaftar di SMA 3 dan SMA 5 yang memang dekat dengan alamat tersebut.
Ketua PPDB SMA 3 Bandung, Aan Hendrawati mengatakan, Kamis (20/6), tim investigasi bersama dengan dinas kependudukan dan pencatatan sipil (Disdukcapil) telah datang dan mengidentifikasi mengenai data pendaftar yang masuk. Pengecekan bedasarkan laporan yang masuk ke Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI).
"Kalau kami pihak sekolah tidak berwenang untuk mengecek apakah data pendaftar sah atau tidak. Kalau sesuai dengan data administrasi ya kami masukan," ujar Aan ditemui di SMA 3, Jumat (21/6).
Aan menuturkan, pada saat pendaftaran operator hanya mencocokan data dari kartu keluarga (KK) untuk kemudian disinkronkan dengan zonasi sekolah. Jika memang KK yang diberikan sesuai maka pihaknya tidak akan menanyakan lebih detail atas alamat yang bersangkutan.
1. SMP 2 menjadi alamat yang digunakan dalam kecurangan
Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Iwan Hermawan mengatakan, selain kejanggalan 12 peserta yang berada dalam dua alamat berbeda, terdapat juga satu peserta yang menggunakan alamat di SMP 2 Bandung, yaitu Jalan Sumatera nomor 42. Peserta tersebut menggunakan alamat dalam KK rumah yang berada di belakang SMP tersebut, dan memiliki alamat serupa.
"Saya dapat laporan ada beberapa sekolah favorit yang berdekatan dengan SMA favorit, menerima KK, ada KK yang alamatnya SMP 2 Bandung, dengan nempel ke kantin, ini hasil dari lacakan teman-teman tim investigasi di SMA 3 Bandung," ujar Iwan.
Tak hanya itu, FAGI juga mendapat laporan bahwa ada satu rumah di Jalan Sumaetera yang dihuni 11 KK secara tiba-tiba. Hal tersebut sangat janggal menjelang pendaftaran PPDB sekarang yang menggunakan sistem zonasi.
Menurut Iwan, sistem zonasi yang sekarang diberlakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendapat protes dari banyak pihak. Selain itu, pengawasan yang kurang maksimal bisa berdampak pada penyalahgunaan seperti yang sekarang banyak terjadi.
Dia pun meminta tim investigasi dan kepolisian menindak tegas oknum yang memanfaatkan KK palsu untuk memuluskan jalan PPDB.
Baca Juga: Diprotes, Surabaya Akan Terapkan PPDB Tambahan Tanpa Zonasi
Baca Juga: Ada Tiga Pendaftar Dalam PPDB Jabar yang Diindikasi Lakukan Kecurangan