PVMBG Sebut Gunung Semeru Masih Dalam Kondisi Tidak Baik
Semeru saat ini sedang melaksanakan tugasnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Luncuran awan panas masih terjadi di Gunung Semeru usai mengalami erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat hingga pagi ini pukul 06.00 WIB masih terpantau ada luncuran guguran awan panas sejauh 1.000 meter.
Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada mengatakan, guguran awan panas sepanjang ini mengarah ke tenggara dari Gunung Semeru. Meski demikian guguran tersebut tidak bersifat kontinyu. Sedangkan letusan kecil masih terjadi sesuai karakteristik Semeru.
"Saat ini erupsi yang terjadi masih tinggi sehingga keudian masih ada guguran (awan panas). Artinya yang biasa 400 meter hingga 500 meter, catatan kami masih ada 1.000 meter. Maka, gunung ini masih dalam kondisi tidak baik-baik saja, sehingga statusnya di level awas," kata Oktory ditemui di kantornya, Senin (5/12/2022).
1. Tak bisa pastikan kapan guguran awan panas melandai
Okotory pun tak bisa berspekulasi ihwal menurunnya radius guguran awan panas dari Gunung Semeru. Karena sampai hari ini letusan kecil dengan intensitas 30 kali hingga 40 kali dalam sehari masih terjadi.
"Mekanismenya, awan panas guguran itu longsor. Ketika erupsi kecil itu dari magma dikeluarkan titik erupsi dan mengeluarkan abu vulkanik," kata dia.
Dari laman magma.esdm.go.id, awan panas guguran atau biasa disebut wedus gembel, adalah arus gas dan material piroklastik bersuhu tinggi yang bergerak sangat cepat. Fenomena aliran piroklastik ini mengalir dengan kecepatan tinggi di sepanjang lembah gunung api dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam. Adapun luncuran awan panas guguran mampu mencapai kecepatan hingga 700 km/jam.
Menurutnya, saat ini erupsi masih terjadi setiap hari yang kemudian mengeluarkan material. Ketika sudah menumpuk ada ketidakseimbangan seperti volume sudah terlampau.
"Dengan lereng yang terjal akan mengakibatkan ketidakseimbangan berupa robohnya material ini ke lembah," ujarnya.
Baca Juga: Semeru Pagi Ini: Masih Terjadi Letusan dan Awan Panas
Baca Juga: Semeru Erupsi, Penerbangan di Juanda Tak Terdampak