TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penghargaan pada KH Muhyidin, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dari Subang 

KH Muhyiddin, salah satu sosok tangguh yang melawan penjajah

Dok.Humas Jabar

Subang, IDN Times - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menghadiri upacara pemancangan bambu runcing di Pusara KH. Muhyiddin di Pesantren Pagelaran, Kabupaten Subang, Rabu (11/11/20).

KH. Muhyiddin atau Mama Pagelaran merupakan pendiri Pesantren Pagelaran dan pejuang kemerdekaan. KH. Muhyiddin lahir di Garut pada 1878. Dalam dakwahnya, KH. Muhyiddin disebut selalu mengajak rakyat untuk menantang penjajahan pemerintahan Kolonial Belanda, sehingga Mama Pagelaran ini sempat ditawan pada 1939.

Setelah proklamasi kemerdekaan, KH. Muhyiddin membentuk pasukan Hizbullah Pagelaran yang terdiri dari santri, alumni santri, jamaah pengajian, dan masyarakat Subang. Pasukan Hizbullah pun ikut terlibat dalam penyergapan konvoi tentara NICA di Ciater bersama BKR kala itu.

Tak hanya itu, KH. Muhyiddin juga pernah memimpin pasukan yang lebih besar dan bermarkas di Ciwakari bersama BKR yang dipimpin Kolonel Sukanda Manggala Brata. Dalam salah satu pertempuran pun putra dari KH. Muhyiddin gugur sebagai syuhada.

1. Ada tiga nilai kehidupan yang selalu diajarkan KH. Muhyiddin

Dok.IDN Times/Istimewa

Emil mengatakan, ada tiga nilai kehidupan yang selalu diajarkan KH. Muhyiddin, dan dapat diterapkan masyarakat Jabar. Pertama adalah keikhlasan. KH. Muhyiddin memiliki semangat untuk mengejar ridho Allah SWT.

"Segala sesuatu itu harus dengan keikhlasan. Di mana ia hanya mengejar ridho Allah bukan ingin namanya disebut, bukan ingin jabatan, bukan ingin kekuasaan, semata-mata karena mencintai negara. Itu adalah sebagian dari iman, sehingga dilandasi yang namanya keikhlasan,” ujarnya melalui siaran pers yang dikutip, Kamis (12/11/2020).

Nilai kedua adalah islah atau perdamaian. Menurut Kang Emil, KH. Muhyiddin selalu menekankan untuk mencari solusi saat perselisihan hadir, dan mencari kesamaan di antara perbedaan.

"Di media sosial saat ini, banyak yang bertengkar karena perbedaan politik. Kita harusnya meneladani amanat KH. Muhyiddin untuk mencari kesamaan dari perbedaan, mencari solusi dari perkara yang bisa diselesaikan dengan musyawarah," ucapnya.

Nilai kehidupan terakhir yang diajarakan KH. Muhyiddin adalah kehati-hatian.

"Dalam setiap langkah kita, supaya tidak terjerumus dalam kemudaratan, tapi selalu menjaga garis lurus kemaslahatan, dan lain-lain,” kata Kang Emil.

2. Pemancangan bambu runci merupakan inisiasi para legiun veteran

Dok.Humas Jabar

Menurut Emil,penghargaan berupa pemancangan bambu runci merupakan inisiasi dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Jabar, dan Pemuda Panca Marga (PPM).

“Ini inisiatif dari institusi yang terkait dengan kepahlawanan, yaitu LVRI, DHD 45, dan PPM. Yang memberikan sebuah penghormatan yaitu pemasangan bambu runcing di makam Almarhum KH. Muhyiddin sebagai simbol pengakuan terhadap perjuangan dari beliau selama kemerdekaan,” ucapnya.

Sebagai cucu dari KH. Muhyiddin, Emil beserta keluarga berterimakasih atas penghargaan tersebut. Menurut ia, banyak ulama di Jabar yang berjuang dengan keikhlasan.

Akan tetapi, sebagai generasi penerus, perlu memahami dan mengetahui, serta berkewajiban untuk menghormati dan memuliakan para pejuang yang telah memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajah.

Baca Juga: 10 Pahlawan Ini Perjuangkan Kemerdekaan melalui Dunia Pendidikan

Berita Terkini Lainnya