TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemprov Jabar Manfaatkan Mobil Keliling untuk Vaksinasi ke Pelosok  

Jumlah puskemas di Jabar terbatas persulit pemberian vaksin

Seorang perawat dicek tensi darahnya sebelum divaksinasi. Dok Humas Pemprov Jateng

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memanfaatkan fasilitas mobil keliling untuk melakukan program vaksinasi ke pelosok daerah.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemanfaatkan fasilitas itu untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di pedesaan dengan minimnya puskesmas yang ada di daerah.

"Kami akan mengajukan situasi ini ke Kementerian Kesehatan karena Jabar di pelosok masih banyak yang tidak memadai puskesmasnya," ujar Emil usai melakukan rapat terbatas Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jawa Barat, Senin (25/1/2021).

1. Satu Puskesmas layani lima desa

Petugas medis (kanan) menyimulasikan pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/11/2020). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Menurut Emil, jumlah Puskemas di Jabar hanya ada sekitar 1.000. Untuk Puskemas di pelosok lima desa hanya dilayani oleh satu layanan.

Akibatnya vaksinasi di Puskesmas tersebut tidak akan memadai, tidak ideal. "Makanya nanti kita akan mendatangi rumah masyarakat menggunakan mobil, dijadikan mobil vaksin," papar Emil.

2. Fasilitas mobil akan sama layaknya dengan Puskesmas

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi pelayanan vaksinasi di Puskesmas Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (18/12/2020). Simulasi tersebut dilaksanakan agar petugas kesehatan mengetahui proses penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang direncanakan pada Maret 2021. ANTARA FOTO/Jojon

Dalam pengoperasiannya, mobil keliling tersebut akan dilengkapi petugas vaksinasinator. Kemudian ada beberaa fasilitas penunjang lainnya yang memadai untuk penyuntukan vaksin COVID-19.

Nantinya, masyarakat bisa mendaftar secara langsung di mobil tersebut. Setelah disuntik pun mereka diminta untuk berdiam sekitar 30 menit melihat apakah ada efek samping usai penyuntikan.

"Mudah-mudahan inovasi ini bisa disetujui sehingga keberhasilan vaksinasi di Jabar bisa luar biasa," paparnya.

3. Jangan ada penolakan untuk vaksinasi

Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Dok. Sinovac

Di sisi lain, mantan Wali Kota Bandung ini meminta para calon penerima vaksin COVID-19 di Jawa Barat tidak melakukan penolakan. Penolakan dari mereka yang terdaftar sebagai penerima akan membahayakan karena saat ini urgensi vaksinasi COVID-19 sangat tinggi di tengah masa pandemik.

"Situasi normal, mungkin itu hak, menolak masih boleh. Tapi karena darurat, situasi perang, emergency, maka menolak vaksin sama dengan Anda membahayakan lingkungan sekitar, Anda menjadi sumber penyakit, sehingga membahayakan keselamatan masyarakat dan negara," ujar Emil melalui siaran pers dikutip, Rabu (13/1/2021).

Baca Juga: Jokowi Targetkan Vaksinasi COVID-19 Selesai dalam Setahun

Baca Juga: Jabar Siap Vaksinasi COVID-19 Tahap 2, Kamis 28 Januari

Berita Terkini Lainnya