Mulai Produksi dan Dijual, tetapi Harga Tahu Tempe Dipastikan Naik!
Kenaikan harga kedelai impor berdampak pada tahu dan tempe
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Ratusan pengrajin tahu dan tempe dari kawasan Cibuntu, Kota Bandung akan mulai berdagang dan memproduksi. Sebelumnya, para pengrajin tahu tempe ini sempat melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari.
Ketua Ketua Puguyuban Pengrajin Tahu dan Tempe Jawa Barat Muhammad Zamaludin mengatakan, mulai hari ini seluruh pengrajin akan kembali berproduksi. Dengan harga bahan baku kacang kedelai yang masih tinggi maka bisa dipastikan tahu dan tempe yang dijual kepada masyarakat harganya naik.
"Kami mulai produksi untuk dijual besok. Ya semua (tahu dan tempe) naik (mulai Senin)," kata Zamaludin ketika dihubungi IDN Times, Minggu (30/5/2021).
Meski ada masukan agar mogok produksi bisa lebih panjang, tapi paguyuban menilai tiga hari sudah cukup sebagai informasi kepada masyarakat bahwa harga tahu dan tempe akan naik.
1. Kenaikan harga tidak bisa ditahan
Dia menuturkan, kenaikan ini tidak bisa ditahan karena bahan baku yaitu kacang kedelai juga melambung dalam beberapa bulan ke belakang. Biasanya harga kedelai bisa di bawah Rp10 ribu bahkan sempat di angka Rp8.000 per kilogram (kg). Namun sekarang harganya sudah sempat menyentuh Rp11 ribu per kg.
Alhasil harga produksi di para pengrajin pun harus naik. Untuk tahu misalnya, harga jual pabrik untuk satu papan tahu berkisar Rp3.000 sampai Rp5.000. Saat ini pengrajin di Cibuntu menaikkan harga tahu cetak dari Rp40 ribu per papan menjadi Rp45 ribu. Sementara tahu takus dari Rp45 ribu per papan menjadi Rp50 ribu.
"Kalau untuk per bungkus mungkin naik Rp500," kata Zamaludin.
Baca Juga: Pemprov Jabar Minta Produsen Tahu Tempe Tak Mogok Produksi
Baca Juga: 5 Jenis Tempe Bergizi yang Bukan dari Kedelai, Penasaran?